Minggu, 08 Juli 2012

11 Juli 2012, Bank Indonesia Tetap Beroperasi


Dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, disampaikan bahwa untuk mendukung kegiatan perekonomian, maka pada hari pelaksanaan PILKADA DKI Jakarta, 11 Juli 2012, Bank Indonesia tetap beroperasi seperti biasa (tidak libur). 

Beroperasinya Bank Indonesia pada saat pelaksanaan PILKADA DKI Jakarta, tidak terlepas dari posisi kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta sebagai ”hub” atau sentral bagi operasi Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) yang saat ini merupakan sarana utama dalam penyelesaian transaksi antar bank secara nasional.

Walaupun beroperasi normal, Bank Indonesia tetap memberikan kesempatan kepada pegawai untuk menggunakan hak pilihnya, dengan pengaturan waktu yang ditetapkan secara internal. 

sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Berita/11Juli2012BankIndonesiaTetapBeroperasi.htm

Sabtu, 07 Juli 2012

Duh, Bank RI Tidak Termasuk 10 Bank Teraman di Asia

Jakarta - Global Finance melansir 10 bank paling aman di kawasan Asia. Ternyata hasilnya didominasi bank asal Singapura dan Jepang.

Mengapa bank asal Indonesia belum masuk dalam jajaran tersebut? Apa karena masih maraknya pembobolan yang dilakukan oleh oknum-oknum?

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bank asal Singapura dan Jepang memang sangat memanjakan nasabahnya. Dari sisi keamanan dan kenyamanan, BI berpandangan bank asal kedua negara tersebut menjadikan keamanan dan kenyamanan sebagai nilai jual untuk meningkatkan daya saing.

"Kenyamanan nomor satu. Bank asal negara tersebut memberikan kemudahan dan kenyamanan yang cukup baik. Seperti halnya keamanan," kata Juru Bicara BI Difi Johansyah kepada detikFinance, Jumat (6/7/2012).

Dijelaskan Difi, bank-bank tersebut dari sisi trade financing, international banking hingga corporate finance jauh lebih berpengalaman dan unggul. "Termasuk juga private banking. Mereka lebih punya akses ke pasar internasional daripada bank di RI itu daya saing mereka," terangnya.

"Berbeda dengan bank lokal dimana hanya mengandalkan Net Interest Margin (NIM/Margin Bunga Bersih) untuk profit. Bank di Singapura mengandalkan fee based income melalui service yang handal, jadi konsumen juga senang," imbuh Difi.

Lebih jauh Difi mengatakan, service alias pelayanan yang baik kepada nasabahnya menjadi kunci bank dipercaya. Ditambah, menurut Difi pasar keuangan di negaranya masing-masing sanga kompetitif dan efisien.

"Sehingga untuk cari profit mereka harus berlomba menyenangkan nasabah. Bank lokal cenderung memanfaatkan in-efisiensi sektor keuangan kita untuk keuntungan mereka. Bukan nasabah," tuturnya.

"Makanya kalau mau bersaing bank-bank lokal harus bisa memperbaiki service mereka. Kita yakin bank-bank lokal bisa," tutupnya.

Seperti diketahui, Majalah Global Finance yang bermarkas di London dan New York mengadakan survei eksklusif dan merilis 10 Bank Paling Aman di Asia alias 10 Safest Banks in Asia pada bulan lalu. Global Finance dalam surveinya juga menggunakan beberapa data dari lembaga pemeringkat internasional seperti Moody's, Standard & Poor's hingga Fitch Ratings.

Berikut 10 bank paling aman di Asia:

1. DBS Bank (Singapura)
2. Oversea-Chinese Banking Corporation (Singapura)
3. United Overseas Bank (Singapura)
4. China Development Bank (China)
5. Agricultural Development Bank of China (China)
6. Bank of Taiwan (Taiwan) dan Shizuoka Bank (Jepang)
7. Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (Jepang)
8. Sumitomo Mitsui Financial Group (Jepang)
9. Shinkin bank (Jepang)
10. Korea Finance Corporation (Korea Selatan)

sumber : http://forum.detik.com/duh-bank-ri-tidak-termasuk-10-bank-teraman-di-asia-t455768.html?f991106frm

Rabu, 04 Juli 2012

Pemprov DKI Tetapkan 11 Juli Sebagai Hari Libur



Jakarta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan hari pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta yakni Rabu 11 Juli 2012, ditetapkan sebagai hari libur. Penetapan hari libur tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 35 tahun 2012 tentang Hari Libur dalam Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Ketetapan hari libur tersebut juga diperkuat Surat Keputusan Mendagri Nomor 270-134 Tahun 2012 tentang Penetapan Hari Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sebagai hari yang Diliburkan di Provinsi DKI Jakarta.

"Seluruh instansi pemerintah dan swasta yang tidak melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti instansi penyelenggaraan pemerintahan, pendidikan, perbankan, dan perdagangan, diminta untuk meliburkan seluruh karyawannya," ujar Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta, Cucu A Kurnia, sebagaimana surat elektronik yang diterima detikcom, Rabu (4/7/2012),

Sedangkan bagi instansi pemerintah maupun swasta yang melakukan pelayanan secara langsung kepada masyarakat seperti instansi penyelenggara bidang kesehatan dan perizinan diminta untuk melakukan pengaturan waktu dan harus memberi kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan hak pilihnya.

"Kebijakan ini diputuskan untuk menghormati hak pilih masyarakat. Jangan sampai masyarakat tidak bisa memilih hanya karena tidak diberi izin oleh kantor," ujarnya.

(ray/rmd)
 
sumber : http://news.detik.com/read/2012/07/04/193822/1957867/10/pemprov-dki-tetapkan-11-juli-sebagai-hari-libur?991101mainnews

Senin, 02 Juli 2012

Karena Sedekah, Tukang Becak Ini Bisa Naik Haji

Ilustrasi
Ilustrasi

Pak Parman, demikian orang-orang memanggilnya. Dia hanyalah seorang tukang becak. Sudah bisa ditebak, berapa kekayaannya? Dia hanya punya tempat tinggal, dan itu pun kost di tempat yang kumuh, yang gentengnya sewaktu-waktu bisa bocor karena hujan. Meski begitu, Pak Parman memiliki budi yang sangat mulia. Kemiskinan yang merenggut kehidupannya, tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepada orang lain.

“ Siapa kira orang miskin tidak bisa naik haji. Karena sedekah, tukang becak yang satu ini justru mendapatkan keberkahan untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Tapi, bukan harta yang bisa ia sumbangkan. Sebab, untuk makan sehari-hari saja sulit, apalagi berniat untuk berbagi harta kepada orang lain. Maka, yang hanya bisa dilakukan Pak Parman adalah “sedekah jasa”. Yaitu, setiap hari Jum’at ia menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya. Ini adalah hal yang luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi orang miskin seperti dirinya. Maka, atas kebaikannya itulah, suatu “keberkahan hidup” kemudian menghampirinya.

Suatu ketika, di hari Jum’at pertama bulan Ramadhan, tiba-tiba, ada orang yang kaya raya mobilnya mogok. Kebetulan, mogoknya tidak jauh dari pangkalan becak Pak Parman. Orang kaya itu pun bertanya kepada supirnya, “Pir, kalau naik becak kira-kira ongkosnya berapa ya?”
“Paling juga dua sampai tiga ribuan,” jawab supir kepada majikannya.

Orang kaya tersebut pun memutuskan naik becak karena sebenarnya jarak dirinya dengan rumahnya sudah lumayan dekat. Maka, dipanggillah tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan kebetulan Pak Parman yang datang. Lalu, digoeslah becak itu oleh Pak Parman menuju rumah orang kaya tersebut. Setelah sampai di tempat, Pak Parman dikasih uang 10 ribu dan tidak usah dikembalikan. Namun, oleh Pak Parman uang itu ditolaknya.
“Kenapa Bapak menolaknya?” tanya orang kaya itu..
“Saya sudah meniatkan dari dulu, kalau setiap Jum’at saya menggratiskan semua penumpang yang naik becak saya,” jawabnya jujur.

Ilustrasi
Ilustrasi

Setelah itu, Pak Parman pun pergi meninggalkan orang kaya tersebut. Rupanya, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Orang kaya seperti dirinya saja tidak pernah sedekah, ini orang miskin malah melakukannya dengan begitu tulus. Lalu, dikejarlah Pak Parman. Setelah dapat, Pak Parman pun dikasih uang satu juta.

Orang kaya itu pikir, Pak Parman akan menerimanya karena uangnya besar. Tapi, Pak Parman tetap menolaknya. Lalu, dinaikkan lagi menjadi dua juta dan tetap Pak Parman menolaknya. Alasan Pak Parman sama: dia tidak menerima uang sepeser pun di hari Jum’at untuk jasa ojek becaknya. Sebab, dia sudah meniatkannya untuk bersedekah. Subhanallah!

Tapi, hal ini justru membuat orang kaya tersebut semakin penasaran. Maka Jum’at berikutnya (di hari Ramadhan juga), orang kaya itu pun naik becak lagi. Ia sengaja meninggalkan supirnya untuk pulang ke rumah sendiri dan dia lebih memilih berhenti di pangkalan itu untuk bisa naik becak Pak Parman.

Maka diantarlah orang kaya tersebut ke rumahnya oleh Pak Parman. Setelah sampai, Pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi, kali ini 10 juta. Orang kaya itu pikir Pak Parman akan tergoda oleh uang sebanyak itu. Tapi, lagi-lagi, perkiraannya meleset. Pak Parman, sekali lagi, menolak uang yang bagi dia itu sebenarnya sangat besar.

Apalagi, sebentar lagi akan Lebaran dan uang itu pasti akan berguna buat dirinya dan keluarganya. Tapi, orangtua itu menolaknya dengan halus.
ilustrasi
ilustrasi

Kejadian ini benar-benar membuat orang kaya tersebut tidak mengerti. Kenapa orang miskin seperti Pak Parman tidak mau menerima uang sebesar itu? Padahal, uang itu bisa ia gunakan selama berbulan-bulan. Namun, rasa penasaran orang kaya itu rupanya tidak pernah berhenti.

Jum’at berikutnya, dia pun naik becak milik Pak Parman lagi. Namun, kali ini ia minta diantarkan ke tempat yang lain.
“Pak, antarkan saya ke rumah Bapak,” pinta orang kaya.
“Memangnya, ada apa, Pak?” jawab Pak Parman polos.
“Pokoknya, antarkan saya saja.”

Akhirnya, Pak Parman terpaksa mengantarkan orang kaya itu ke rumahnya. Mungkin orang kaya itu hanya ingin menguji: apakah tukang becak itu benar-benar orang miskin ataukah tidak? Mereka pun akhirnya sampai di rumah Pak Parman. Betapa terkejutnya orang kaya itu, karena rumah yang dimaksud hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek.

Gentengnya sewaktu-waktu bisa roboh karena terpaan air hujan. Karena sangat iba melihat kejadian itu, orang itu pun merogoh uangnya sejumlah Rp. 25 juta.
“Ini Pak, uang sekedarnya dari saya. Mohon Bapak menerimanya,” pinta orang kaya kepada Pak Parman.

Apa reaksi Pak Parman? Ternyata, dengan halus dia pun tetap menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu. Bagaimana bisa orang semiskin dia menolak uang pemberian sebesar Rp. 25 juta? Kalau bukan dia adalah lelaki yang luar biasa, yang memiliki budi yang sangat luhur.

Akhirnya orang kaya itu pun menyerah. Dia benar-benar kalah dengan ketulusan hati Pak Parman. Ia percaya bahwa apa yang dilakukan Pak Parman benar-benar tulus dari hatinya. Ia benar-benar tidak tergoda oleh indahnya dunia dan kilaunya uang jutaan rupiah. Mungkin ia satu pribadi yang langka dari 1000 orang yang ada, yang sewaktu-waktu hanya muncul di dunia. Luar biasa!

Tapi, orang kaya itu berjanji bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut. Sebab, mungkin, baru kali ini hatinya terusik lalu disadarkan oleh orang miskin yang hanya seorang tukang becak. Dan waktu pun terus berlalu.

Ilustrasi
Ilustrasi

Lebaran telah tiba. Pak Parman dan orang kaya itu tidak bertemu lagi. Menjelang Lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali menemui Pak Parman di rumah kostnya. Kembali ia pun datang di hari Jum’at. Mudah-mudahan kali ini niatnya tidak sia-sia. Setelah mereka bertemu, di depan Pak Parman orang kaya kemudian bicara terus terang,

“Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak dan istri serta anak Bapak akan saya berangkatkan haji ke Tanah Suci. Sekali lagi, mohon Bapak menerima niat baik saya ini?”
Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekkah saja tidak pernah ia bayangkan sejak dulu, ini apalagi ia dan keluarganya akan diberangkatkan naik haji. Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Allah swt. Tawaran orang kaya itu pun diterima Pak Parman dengan setulus hati.

Maka, Pak Parman dan keluarganya pun akhirnya pergi haji. Ya, seorang tukang becak yang miskin tapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa melihat keagungan Ka’bah di Mekkah al-Mukarramah dan makam Nabi Muhammad saw di Madinah. Kebaikannya dibalas oleh Allah. Ia yang menolak satu juta, dua juta, 10 juta, hingga Rp. 25 juta, tapi Allah menggantinya dengan haji ke Baitullah, bersama istri dan anaknya! Jadi, berapa kali lipatkah keberkahan yang didapatkan Pak Parman karena sedekah yang ia lakukan setiap hari Jum’at?! Subhanallah!

Bahkan, tidak saja dihajikan secara gratis, Pak Parman akhirnya dibuatkan rumah oleh orang kaya tersebut. Maka, semakin berkahlah hidup si tukang becak berhati mulia itu. Dan sejak itu, Pak Parman pun bisa tinggal di sebuah tempat yang nyaman dan tidak memikirkan lagi uang untuk kost di bulan berikutnya.

Ilustrasi
Ilustrasi

sumber : http://millicent.blogdetik.com/2012/06/29/karena-sedekah-tukang-becak/?f992206blog