Minggu, 11 September 2011

Bayi Lahir dengan Dua Kepala, Tiga Kaki, dan Dua Kelamin

Palembang - Seorang bayi laki-laki terlahir dengan dua kepala, tiga tangan, tiga kaki, dan dua kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Minggu (11/09/2011) sekitar pukul 11.55 WIB. Bayi ini anak dari pasangan Kusmadi (18) dan Santi (17), warga Desa Tebingbulan, Kecamatan Sungaikeruh, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.

Berdasarkan informasi dari pihak RSUD Sekayu, bayi tersebut lahir caesar dengan berat dua kilogram. Namun saat lahir kondisi bayi tersebut memiliki kelainan yang diperkirakan kembar dempet dada (conjoined twins).

Emir Fachruddin, dokter yang menangani kelahiran bayi itu, kepada pers di RSUD Sekayu, Minggu (11/09/2011), mengatakan, sebelumnya Santi datang dengan keluhan mules dan sudah keluar lendir. Dari pengakuan Santi, sebelum dibawa ke RSUD Sekayu, dirinya terlebih dahulu telah mendapat penanganan dari dukun dan bidan di desa mereka. Setelah dilakukan pemeriksaan USG, barulah diketahui kondisi bayi memiliki kelainan.

"Kita lakukan operasi sesar sekitar 45 menit dan karena sudah cukup usia persalinan lancar. Dengan kondisinya seperti itu, bayi tersebut akan mendapat pemeriksaan lanjutan, untuk mengetahui kemungkinan dilakukan operasi pemisahan," ujarnya.

Dikatakan, hingga pukul 18.30 WIB, bayi tersebut masih mendapatkan perawatan intensif di ruang NICU dan dibantu dengan incubator dan alat bantu oksigen, infus, dan bed sign monitor.

"Kita tidak bisa memprediksi kesehatan bayi. Menurut kami ia harus mendapat penanganan serius dan kami sarankan untuk dirujuk ke RSMH Palembang. Itu sudah kita sampaikan kepada orangtuanya, tapi di luar dugaan mereka malah menolak dengan alasan biaya," tambah Emir.

Kusmadi yang ditemani Rusmaladewi, ibunya, mengaku pasrah dengan kondisi yang dialami bayinya. Meski sudah mendapat arahan dan saran dari dokter untuk dirujuk ke Palembang, dirinya tetap bersikukuh meminta perawatan dilakukan di RSUD Sekayu saja.

"Pengobatan boleh jadi gratis Pak. Tapi di sana juga perlu biaya hidup, dan saya yakin selama perawatan tidak sedikit biaya hidup yang harus kami keluarkan," kata Kusmadi.

(tw/rdf)

sumber : detik.com 

Tidak ada komentar: