Rabu, 24 Agustus 2011

Sejumlah Perusahaan Tolak Bayar THR

DINAS Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim merilis perusahaan yang bermasalah dengan pembayaran tunjangan hari raya (THR) keagamaan.
''Nama-nama perusahaan yang kita sebut sebagian memang sudah siap membayar tapi belum terealisasi. Tetapi, juga ada yang tidak mampu sama sekali,'' kata Kepala Disnakertransduk Hari Sugiri di Surabaya, kemarin.

Dari 93 perusahaan yang masuk kategori rawan, 24 di antaranya termasuk membandel karena sampai dengan tenggat H-7 Lebaran, Selasa (23/8), belum membayar THR. Mereka tergolong perusahaan skala menengah dan besar, dengan jumlah karyawan rata-rata sekitar 100 orang per perusahaan.
Dari 93 perusahaan itu, ada 24 perusahaan yang dikategorikan berdasarkan iktikadnya membayar THR. Pertama, habis tenggat pemberian, tapi punya iktikad baik untuk membayarnya di antaranya dengan mengangsur. Kedua, habis tenggat pemberian dan tidak punya kemampuan untuk membayar THR. Ketiga, habis tenggat waktu pemberian, punya kemampuan untuk membayar, tapi tidak punya iktikad untuk membayar.
''Kategori ketiga ini yang paling membandel. Ada tiga perusahaan di Jatim yang masuk kategori ini, yakni Sinar Bintoro, PT Agil Langgeng, dan PT Miho Sukses Abadi,'' katanya.

Untuk perusahaan yang masuk kategori paling membandel ini, ungkap Hari, pihaknya akan memediasi. Jika masih membandel, sesuai ketentuan akan diberikan sanksi administratif.
Diakui Hari, berdasarkan Permenaker No 4/1994 tentang THR Keagamaan, tidak ada sanksi pidananya. Tapi Pemprov Jatim menyiasatinya dengan memberikan sanksi administratif.
''Perusahaan yang tetap membandel, sanksinya tidak diberi fasilitas-fasilitas administrasi yang ditangani Pemprov Jatim, misalnya izin ekspor-impor,'' katanya.

Hal sama terjadi di Sleman, Jateng. Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi Kabupaten Sleman, Sutiasih, mengatakan dari pemantauan ditemukan perusahaan yang belum membayarkan THR dengan berbagai alasan. Di antara perusahaan yang belum membayarkan THR itu adalah PT Tri Putra Sakti Indonesia dan PT Big Starindo. Untuk Tri Putra Sakti, THR akan dibayarkan hari ini (24/8).

Di sisi lain, Pemkab Klaten, Jateng, memberikan THR kepada ketua RT dan ketua RW, serta anggota Badan Permusyawaratan Desa sebesar Rp150 ribu per orang. Dana tersebut diambil dari APBD 2011 sebesar Rp2 miliar. Pemberian THR ini telah berlangsung sejak 2009. (FL/JS/AU/N-4)

sumber : www.mediaindonesia.com

Selasa, 23 Agustus 2011

Stres, Akibatkan Rambut Beruban dan Kanker

London - Stres dapat benar-benar mengubah rambut menjadi abu-abu atau beruban. Parahnya, stres bisa menyebabkan kanker. Benarkah?

Mengutip Dailymail, Selasa (23/8), warna uban itu telah sampai ke akar rambut, selayaknya bagaimana pewarnaan rambut oleh bahan kimia.

Ya, adrenalin menyebabkan kerusakan yang akhirnya dapat menyebabkan berbagai kondisi, mulai yang sederhana seperti rambut beruban, sampai yang serius, seperti kanker.

Penelitian itu masih pada tahap awal, tetapi bisa memimpin suatu hari nanti, untuk obat yang membantu mengatasi beberapa masalah medis yang disebabkan faktor di bawah tekanan atau stres.

Harapan baru datang dari para peneliti AS yang bekerja untuk menguji bagaimana hormon stres adrenalin menciptakan kekacauan di tubuh. Selama periode singkat namun intens stres, adrenalin bermanfaat karena mempersiapkan tubuh untuk melawan atau menghindari stres. Tetapi ketika stres terus berlanjut, dapat berbahaya bagi kesehatan.

Untuk mengetahui mengapa, para peneliti menginfus tikus dengan adrenalin selama beberapa minggu untuk meniru efek saat berada di bawah tekanan stres jangka panjang.

Sejauh ini, kadar protein anti-kanker kunci yang disebut p53. Itu penting karena p53, kadang-kadang dijuluki "penjaga genom", biasanya berfungsi sebagai mata air yang bertindak ketika DNA rusak, yang memungkinkan sel-sel kanker berpotensi untuk melakukan perbaikan atau jika tak terjadi sama artinya bunuh diri.

Sebagaimana diketahui, kerusakan DNA juga diduga berdampak pada sel-sel yang bekerja untuk memproduksi pigmen pada rambut.

Peneliti, Profesor Robert Lefkowitz dari Duke University, North Carolina mengatakan, "Hal ini bisa memberikan kita penjelasan yang masuk akal tentang bagaimana stres kronis dapat menyebabkan berbagai kondisi manusia dan gangguan yang berkisar dari sekedar kosmetik, seperti rambut beruban. Atau penyakit, yang lebih ganas lagi."

Percobaannya, terinci dalam jurnal Nature juga menunjukkan bahwa molekul yang disebut beta-menangkap 1 memberikan kontribusi terhadap masalah.

Pada beberapa fokus di masa depan, sangat mungkin bahwa obat mampu melawan efek stres yang dari yang membuat rambut berubah abu-abu akan menjadi lebih tinggi lagi, terkena penyakit kanker.

Tim ini merencanakan studi masa depan di mana tikus ditempatkan dalam tekanan stres fisik untuk melihat apakah memiliki efek yang sama sebagai pengobatan dengan adrenalin.

Sebuah studi Inggris sebelumnya menyalahkan rambut abu-abu pada pemakaian pemutih terlalu banyak. Penelitian Bradford University menemukan bahwa keausan pada tubuh kita mengarah ke tingkat tinggi yang berbahaya yaitu membangun hidrogen peroksida di akar rambut, yang menghalangi produksi pigmen.

Perlu diketahui, sebagian besar masyarakat Inggris, beruban saat usia 25 tahun. Mulai karena faktor genetika, alkohol, merokok dan diet sampai stres. [mor]

sumber : inilah.com

Guru Ngaji di Lumajang Tewas Dicacah di Mushola

Lumajang - Peristiwa berdarah kembali terjadi di Lumajang. Maksum (48) warga Desa Pandansari Kecamatan Kedungjajang ditemukan tewas mengenaskan di depan rumah dekat Sekolah Madrasah Diniyah Nurul Quran dan musolanya dengan luka bacok di sekujur tubuhnya.

Korban yang sehari-hari bekerja sebagai petani dan pengajar baca Al Quran ditemukan pertama kali oleh anaknya menjelang salat subuh. "Yang pertama kali menemukan anak saya Farid," kata Mistamah istri korban pada wartawan saat ditemui dirumahnya, Selasa (23/8/2011).

Dia mengatakan, anaknya curiga dengan bapaknya tidak menyetel pengeras suara untuk membangun warga saat sahur. Setelah dicek ke masjid, anaknya mendapati lumuran dan bercak darah. "Anak saya melihat musola padam serta mendapati ayahnya tewas dengan berlumuran darah," terangnya.

Anak korban yang menjerit histeris mengundang kepanikan warga dan menolong korban yang sudah tidak bernyawa. Kejadian inipun sampai ke aparat kepolisian Polsek Kedujajang.

Hasil olah TKP, polisi masih mengumpulkan sejumlah barang bukti dan keterangan para saksi yakni anak dan istrinya. "Kami masih melakukan penyelidikan dibantu oleh Satreskrim Polres, untuk mencari jejak pelaku dan motif," kata Kapolsek Kedungjajang AKP Joko Yuwono. [beritajatim.com]

Menakertrans Ingatkan Kembali Kewajiban Bayar THR H-7

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar kembali mengingatkan dengan tegas agar para pengusaha agar pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dilaksanakan dengan tepat waktu, yaitu selambat-lambatnya 7 hari sebelum Hari Raya Lebaran.(23/8) Sementara itu, berdasarkan laporan pelaksanaan satuan tugas Ketenagakerjaan Peduli Lebaran Tingkat Pusat di Kantor Kemenakertrans telah menerima 17 pengaduan terkait THR yang berasal dari wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Semua permasalahan yang diadukan telah difasiltasi dan dikoordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerja setempat. “Tunjangan hari raya keagamaan merupakan hak pekerja yang harus dibayarkan oleh pengusaha kepada para pekerjanya. Saya tegaskan kembali agar para pengusaha segera memberikan THR kepada pekerjanya secara tepat waktu, paling lambat tujuh hari sebelum lebaran (H-7), “ Kata Menakertras Muhaimin Iskandar saat mengadakan kunjungan kerja di Pondok Pesantren Madinatunnajah, Tangerang Selatan, Banten pada Senin (22/8). Muhaimin menambahkan apabila terjadi perbedaan pandangan mengenai THR dapat dibicarakan secara bipartit antara pekerja/buruh dengan manajemen perusahaan. Bila terjadi hal-hal yang merugikan, para pekerja/buruh dan masyarakat dapat mengadukan permasalahannya kepada dinas-dinas tenaga kerja di daerah ataupun melaporkannya ke Posko THR Kemenakertrans “ Kita mendahulukan penanganan masalah THR melalui jalur bipartit dan proses dialog. Jangan sampai perbedaan pendapat dan tuntutan THR mengakibatkan terganggunya proses produksi di perusahaan yang pada akhirnya merugikan kedua belah pihak, “kata Muhaimin. Muhaimin menambahkan terkait dengan perusahan yang kesulitan membayar THR, ada dua cara penyelesaian, yaitu diselesaikan melalui dinas tenaga kerja di daerah, dan diteruskan kepada Kemenakertrans jika tidak bisa diselesaikan di daerah. "Pada prinsipnya perusahan tetap harus bayar THR pekerja. Kalau kesulitan boleh ditunda, tapi tidak bisa lepas dari kewajiban membayarnya, “kata Muhaimin Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh di perusahaan diatur dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) No.PER.04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tersebut, mewajibkan pengusaha unutk memberikan THR Keagamaan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan atau lebih secara terus-menerus. THR Keagamaan bagi pekerja/buruh tersebut di atas, diberikan satu kali dalam setahun oleh pengusaha dan pembayarannya disesuaikan dengan Hari Raya Keagamaan masing-masing. Berdasarkan peraturan besarnya THR Keagamaan tersebut adalah, pekerja/buruh yang bermasa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih mendapat THR minimal satu bulan gaji. Sedangkan Pekerja/buruh yang bermasa kerja tiga bulan secara terus-menerus tetapi kurang dari 12 bulan, mendapat secara proporsional, yaitu dengan menghitung masa kerja yang sedang berjalan dibagi 12 (dua belas) bulan dikali satu bulan upah. Menakertrans Muhaimin Iskandar mengatakan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Ketenagakerjaan Peduli Lebaran tahun 2011 di seluruh Indonesia, diharapkan membantu memantau pembayaran THR bagi pekerja/buruh dan pelaksanaan mudik lebaran di daerah-daerah. “ Selain memantau pelaksanaan pembayaran THR, tugas lainnya dari satgas Lebaran adalah memberikan informasi dan membantu penyelesaian permasalahan hubungan industrial yang terkait dengan pelaksanaan pemberian THR, “kata Muhaimin. Tak hanya itu, tambah Muhaimin, satgas Ketenagakerjaan Peduli Lebaran tingkat Pusat dan daerah ini bertugas memantau dan memberi informasi arus mudik kepada pekerja/buruh serta memantau pelaksanaan mudik lebaran yang dilakukan perusahaan. “ Di tingkat pusat, Satgas lebaran di Kemenakertrans pun melakukan koordinasi dan monitoring pelaksanaan tugas dengan menghubungi petugas posko di daerah-daerah, kata Muhaimin.

Pusat Humas Kemenakertrans

Senin, 22 Agustus 2011

SPSI-NIBA Carrefour Indonesia Imbau Anggotanya Tak Ikut Mogok Massal

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia-Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi (SPSI-NIBA) Carrefour Indonesia dan affiliasinya meminta seluruh anggotanya untuk tidak terpengaruh dan mengikuti rencana aksi mogok massal pada 26-28 Agustus mendatang. Aksi mogok kerja karyawan PT Carrefour tersebut dinilai bisa merugikan semua pihak.

"Kami menghimbau kepada seluruh anggota SPSI-NIBA Carrefour Indonesia dan affiliasi untuk tidak terprovokasi ajakan aksi mogok kerja. Karena hal ini akan sangat merugikan semua pihak, terutama pelanggan dan organisasi serikat pekerja," ujar Ketua SPSI-NIBA Carrefour Indonesia, Andi Firmansyah lewat rilis kepada detikcom, Selasa (23/8/2011).

Menurut Andi, SPSI-NIBA Carrefour Indonesia memiliki mekanisme sendiri dalam memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan pekerja. SPSI-NIBA Carrefour Indonesia mengedepankan dialog dua arah antara perwakilan pekerja dengan wakil perusahaan.

"Demi menjaga hubungan industrial yang harmonis dan berkelanjutan antara wakil pekerja dan wakil perusahaan untuk kepentingan bersama," terangnya.

Federasi SPSI-NIBA Carrefour Indonesia juga senantiasa memiliki program yang sangat positif. Program tersebut seperti klinik pengobatan gratis bagi para anggotanya, bakti sosial, ekonomi kerakyatan dalam bentuk pinjaman lunak untuk wirausaha dan kegiatan positif lainnya yang bersinergi dengan kegiatan usaha perusahaan.

SPSI-NIBA Carrefour Indonesia sendiri memiliki anggota terbanyak diantara serikat pekerja yang berada di lingkungan PT Carrefour dengan jumlah anggota kurang lebih 1.500 pekerja. SPSI-NIBA Carrefour Indonesia juga berinduk kepada Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang diakui pemerintah dengan jumlah anggota mencapai jutaan pekerja.

"Kepada seluruh anggota serikat pekerja untuk senantiasa menjaga kekompakan demi kepentingan seluruh pekerja Carrefour Indonesia dan keluarganya, dengan menghindari adanya campur tangan pihak luar yang memanfaatkan kondisi internal yang akan memperkeruh keadaan," imbuhnya.

Sebelumnya, sekitar seribuan karyawan PT Carrefour Indonesia di wilayah Jabodetabek mengancam melakukan mogok massal pada 26-28 Agustus 2011. Ancaman karyawan Carrefour itu menyusul tidak adanya respons dari pihak manajemen terkait pembentukan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang mengatur hubungan industrial antara keduanya.

"Dari estimasi kami terhadap karyawan Carrefour yang ada di Jabodetabek, diperkirakan ada 1.000 lebih karyawan yang akan melakukan aksi mogok," kata Ketua Umum Serikat Pekerja Carrefour Indonesia (SPCI) Imam Setiawan dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/8) lalu.

Mogok massal tersebut akan digelar 3 hari berturut-turut sebelum hari Lebaran, yaitu 26, 27, dan 28 Agustus 2011. "Kami menunggu respons dari surat yang kami layangkan kepada pihak manajemen. Kalau ternyata tidak ada itikad baik dari pihak manajemen, maka mogok karyawan akan dilaksanakan," ancam Imam.

Aksi tersebut dilatari oleh tuntutan dari pihak karyawan yang menginginkan adanya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pihak pengusaha dan karyawan. "Salah satu tujuan dari PKB itu adalah meminta pihak manajemen untuk menghapuskan Perjanjian Kerja Antar Waktu," jelas Imam.

Karyawan juga meminta kepada manajemen untuk mengembalikan hak-hak puluhan karyawan yang diskorsing karena terlibat dalam serikat pekerja.

Menanggapi aksi SPCI ini, Head of Public Affairs PT Carrefour Indonesia Satria Hamid Ahmadi, sangat menyayangkan rencana aksi mogok massal itu. Menurut dia, seharusnya ancaman itu tidak perlu ada mengingat sampai detik ini pihak manajemen terus mencari solusi terhadap masalah yang mereka keluhkan.

"Seharusnya tidak perlu ada ancaman demo itu, karena sesungguhnya apa yang mereka keluhkan itu sedang kita bicarakan secara intens di internal. Seharusnya alangkah lebih baik jika kita duduk bareng dan mencari solusi yang baik dengan cara musyawarah dan mufakat," terang Satria saat dihubungi detikcom.

Satria membantah apa yang menjadi tuntutan karyawan selama ini tidak ditanggapi. Hanya saja terkait rencana ini, menurut dia, manajemen akan melihat dulu apakah ini murni keinginan karyawan atau ada yang mendalangi.

"Kita akan lihat dulu apakah ini murni dari serikat pekerja kita atau ada mempengaruhi dari luar yang coba merusak iklim kerja di Carrefour," tambahnya.

(her/nvc)

sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/08/23/012649/1708793/10/spsi-niba-carrefour-indonesia-imbau-anggotanya-tak-ikut-mogok-massal

Hati-hati! Modus baru pembiusan dengan asap rokok bisa bikin koma

Banyak jalan menuju Roma, banyak cara juga untuk merampok orang. Demikian mungkin kata para penjahat yang menargetkan penumpang angkutan umum di musim mudik lebaran. Tak cukup dengan pembiusan dengan air kemasan, hipnotis, hingga copet, kini ada modus baru dalam hal pembiusan.

Pihak Polrestabes Surabaya meminta para pemudik Lebaran, terutama yang menumpang bus, kereta, dan angkutan umum lainnya, mewaspadai kejahatan pembiusan. Apalagi, sudah ada modus baru, yakni pembiusan lewat asap kecubung.

Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti menyatakan, para penjahat diduga sudah banyak yang menyebar di terminal bus, stasiun, pelabuhan, dan juga bandara.

“Mereka biasanya beraksi dalam kelompok kecil atau sindikasi. Tapi, ada juga yang sendirian,” ungkap Suparti, seperti yang dikutip Surya.co.id, pada Senin (22/8/2011).

Ia mengungkapkan sampai akhir pekan lalu, memang belum ada laporan kasus pembiusan. Meskipun demikian para pemudik tetap harus waspada. Sebab, selain kehilangan harta benda, korban juga bisa tak sadarkan diri hingga berujung kematian, jika dosis bius yang digunakan sangat besar.

Terkait hal tersebut, Suparti mengungkapkan sebaiknya pemudik yang menumpang angkutan umum tidak menerima makanan atau minuman dari orang tak dikenal.

“Apalagi dengan orang yang sok akrab dan solider,” ujarnya.

Modus pembiusan lewat makanan dan minuman memang populer. Zat bius dimasukkan ke gelas atau botol minuman dengan cara disuntikkan. Selanjutnya lubang suntikan itu ditutup dengan lem. Sifatnya yang tidak berasa, membuat kondisi minuman tidak berubah.

Berbeda dengan bius lewat makanan dan minuman, bius lewat asap biasanya menggunakan rokok yang terbuat dari tembakau dicampur biji atau bunga kecubung. Pelaku bisa memberikan rokok kecubung kepada korban atau mengembuskan asap rokok kecubung kepada korban yang mengantuk atau tengah tertidur pulas.

Pembiusan dengan asap pernah dialami oleh Muhammad Nuraini (23), warga Cengkareng, Babat, Lamongan, pada pertengahan Desember 2010. Penumpang bus jurusan Surabaya-Lamongan tersebut hilang kesadaran hingga harus dirawat di RSU Dr Soetomo Surabaya. Diduga pelaku membius korban dengan asap rokok kecubung. Indikasinya, korban tidak muntah serta koma dalam waktu lama.

Sebelumnya, pada pertengahan September 2009, Sopingi (47), pemudik asal Dusun Krajan, Desa Bagorejo Kec Srono, Banyuwangi, juga menjadi korban pembiusan model ini. Pedagang tembakau di Palu, Sulteng, ini ditemukan koma di bangku bus Kentjono di Terminal Jajag, Gambiran, Banyuwangi. Ponsel dan uang tunai Rp 5 juta miliknya raib. Hal tersebut terjadi setelah ia menyedot rokok pemberian pelaku. Dilihat dari perilaku yang agak liar, korban diperkirakan mengisap rokok yang dicampuri kecubung.

Bahkan, ada kemungkinan, pria berusia 35 tahun yang ditemukan koma, Sabtu (20/8) lalu, di Terminal Madiun adalah korban pembiusan dengan modus rokok kecubung ini. Saat ditemukan kru bus Cendana, korban yang sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Madiun ini kehilangan semua barang bawaannya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar, Kamis (18/8), juga mengimbau para penumpang angkutan umum untuk mewaspadai pembiusan dan hipnotis yang mulai marak belakangan ini. Untuk itu, pihak Polda Metro Jaya sudah menyiapkan call center menggantikan 112 yang kini tak berfungsi.

“Usahakan jangan sampai jalan sendiri,” ujarnya. Ia meminta penumpang membatasi komunikasi dengan orang tak dikenal. “Kalau ada hal mencurigakan hubungi call center polisi,” tambahnya.

Banyaknya kriminalitas yang terjadi saat musim lebaran menjadi indikator betapa bobroknya moral dan kualitas keimanan masyarakat. Bahkan setelah melalui bulan suci Ramadhan yang dipenuhi dengan ibadah dan aktivitas mendekatkan diri pada Allah Ta’ala, kedatangan Idul Fitri malah dijadikan sebagai masa panen kriminalitas untuk merampok jerih payah saudaranya sendiri. Wallohua’lam. (dbs/arrahmah.com)

Raih Hidup Sejahtera dengan Syariah dan Khilafah

Dengan Syariah dan Khilafah

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْقَهَّارِ، نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَهْدِيْهِ، وَ نُؤْمِنُ بِهِ وَ نَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ وَ نَشْكُرُهُ وَ لاَ نَكْفُرُهُ وَ نَخْلَعُ وَ نَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُهُ.

أَشْهَدَ أَنَّ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْمُتَوَحِّدُ فِيْ الْجَلاَلِ بَكَمَالِ الْجَلاَلِ تَعْظِيْمًا وَ تَقْدِيْرًا،

وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَإِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ،

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، فَاتَّقُوْا اللهَ يَا عِبَادَ اللهِ.

وَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿مَن كَانَ يُرِ‌يدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّـهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْ‌فَعُهُ ۚ وَالَّذِينَ يَمْكُرُ‌ونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ وَمَكْرُ‌ أُولَـٰئِكَ هُوَ يَبُورُ‌ ﴾ (فاطر:١٠)

اَمَّا بَعْدُ

اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

Kaum Muslim rahimakummullah…

Alhamdulillah, hari ini kita berada pada Hari Raya Idul Fitri. Layaknya hari raya, hari ini merupakan hari yang penuh dengan kebahagiaan. Hari ini adalah satu dari dua kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim.

Ucapan takbir, tahlil dan tahmid terus keluar dari hati dan mulut kita semua; menembus langit, menggema ke angkasa. Kalimat thayyibah itu kita lantunkan sebagai rasa syukur kita. Kita berharap, hari ini dosa-dosa kita telah dihapus oleh Allah SWT. Semoga hari ini kita mendapatkan apa yang disabdakan Rasulullah saw.:

إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ عَلَيْكُمْ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mewajibkan puasa Ramadhan atas kalian dan aku mensunnahkan kepada kalian shalat malamnya. Maka barangsiapa yang melaksanakn puasa dan qiyam Ramadhan dengan dilandasi keimanan dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT, maka ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari dilahirkan oleh ibunya (HR an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah:

Kita patut bersyukur atas nikmat ini. Namun, di sisi lain hati dan jiwa kita pun masih tetap sakit laksana teriris sembilu. Betapa tidak, sejak Khilafah diruntuhkan oleh agen Inggris, Musthafa Kemal, pada 28 Rajab 1342H, 90 tahun lalu, umat Islam hingga kini berada dalam keterpurukan.

Marilah kita merenung sejenak. Al-Quran menegaskan bahwa Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Kini riba justru dijadikan tulang punggung perekonomian. Utang Indonesia dalam sistem riba pada Juni 2011 ini mencapai Rp 1.716 triliun.

Orang yang mengabaikan fakir-miskin disebut oleh al-Quran sebagai pendusta agama. Faktanya, justru proses pemiskinan terus berjalan dan makin meluas. Di Indonesia saja, jumlah orang miskin yaitu orang yang pengeluarannya kurang dari Rp 211.726,- per bulan atau kurang dari Rp 7 ribuan perhari, jumlahnya mencapai 31,02 juta jiwa. Biaya sekolah mahal. Biaya rumah sakit pun melangit.

Islam menegaskan bahwa air, hutan, barang tambang dan energi merupakan milik rakyat. Realitasnya, semua itu malah diserahkan kepada pihak asing. Listrik diprivatisasi. Uangnya dikorupsi!

Allah SWT mewajibkan penerapan hukum Islam, tetapi yang kini diterapkan adalah kapitalisme-demokrasi dari JJ Rousseau, John Lock, Plato, Adam Smith, dll. Para pejuang yang menyerukan kebenaran di hadapan penguasa oleh Rasulullah saw disebut sebagai penghulu syuhada, sebagaimana Sayidina Hamzah ra. Namun, kini mereka dituduh sebagai fundamentalis bahkan teroris. Dirancanglah RUU Intelijen, RUU Keamanan Nasional dan revisi UU Antiterorisme untuk menghadang perjuangan Islam. Darah kaum Muslim yang diharamkan oleh Rasulullah saw. kini justru ditumpahkan di mana-mana: di Palestina, Irak, Afganistan, Pakistan, Libya, dsb.

Allah SWT menggelari umat Islam dengan khayru ummah (umat terbaik). Faktanya, umat yang mulia ini justru masih dijajah. Dalam sistem Kapitalisme ini, kesejahteraan baik secara materil (mâdiyah), spiritual (hiyah), moral (akhlâqiyah) maupun kemanusiaan (insâniyah) hanyalah isapan jempol belaka.

اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah…

Pertanyaannya, dimanakah letak kemuliaan dan kesejahteraan itu? Dimanakah kita harus meraihnya? Kemuliaan -yang salah satu bentuknya kesejahteraan hakiki- itu sesungguhnya terletak dalam penerapan hukum Allah SWT, yakni syariah Islam. Allah SWT berfirman:

مَن كَانَ يُرِ‌يدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّـهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ

Siapa saja yang menghendaki kemuliaan maka milik Allahlah kemuliaan itu semuanya… (TQS Fathir [35]: 10).

Dengan gamblang Imam Ibnu Katsir memaknai ayat tersebut, “Siapa saja yang menghendaki kemuliaan di dunia dan akhirat, haruslah ia menaati Allah, niscaya Allah akan menunaikan keinginannya. Sebab, Allahlah Pemilik dunia dan akhirat, dan milik Allah sajalah semua kemuliaan.”

Allah SWT juga berfirman:

وَلِلَّـهِ الْعِزَّةُ وَلِرَ‌سُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَـٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tiada mengetahui (TQS al-Munafiqun [63]: 8).

Jelaslah, kesejahteraan dan kemuliaan hakiki hanya akan tercapai dengan penerapan syariah Islam. Penerapkan aturan apapun selain Islam hanya akan melahirkan kehidupan yang sempit, jauh dari kesejahteraan hakiki. Allah SWT berfirman:

وَمَنْ أَعْرَ‌ضَ عَن ذِكْرِ‌ي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُ‌هُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dia pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta… (TQS Thaha [20]: 124).

Menurut Imam Ibnu Katsir makna “berpaling dari peringatan-Ku” adalah: menyalahi perintah-Ku dan apa yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku, melupakannya dan mengambil petunjuk dari selainnya (Tafsir al-Quran al-‘Azhim, V/323). Jelaslah, kemuliaan itu hanya ada dalam penerapan syariah Islam.

اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah…

Wajar saja, kemuliaan dan kesejahteraan hakiki tidak kunjung datang sampai sekarang. Sebab, penguasa kaum Muslim saat ini mencari kemuliaan bukan pada tempatnya. Mereka menjadikan kaum kafir penjajah sebagai pemimpinnya dan sistem kufur seperti demokrasi sebagai aturan hidupnya. Padahal Allah SWT berfirman:

بَشِّرِ‌ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا ﴿١٣٨﴾ الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِ‌ينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّـهِ جَمِيعًا ﴿١٣٩﴾ (النساء: 139-138)

Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai wali dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi orang kafir itu? Padahal sesungguhnya semua kemuliaan itu milik Allah (TQS an-Nisa’ [4]: 138-139).

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah…

Sekali lagi, kemuliaan yang salah satu bentuknya kesejahteraan itu hanya ada dalam penerapan syariah Islam. Lalu siapakah yang bertanggung jawab melaksanakannya? Siapakah yang menjadi benteng dalam penerapannya? Rasulullah saw. menegaskan bahwa Khalifah (Imam) sebagai penanggung jawabnya. Rasulullah saw. bersabda:

« الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ » (رواه البخارى)

Imam (Khalifah) adalah pemimpin dan dialah yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya (HR al-Bukhari).

Dalam syarah Shahih al-Bukhari disebutkan makna hadis ini adalah: “Sesungguhnya Imam (Khalifah) wajib mengurusi urusan rakyatnya, mengurusi pendidikannya dan menasihatinya, baik rakyat laki-laki maupun perempuan.” (Ibnu Bithal, Syarh Shahih al-Bukhari, I/175).

Rasulullah saw. pun menegaskan:

« إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ ‏ ‏يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ »

Sesungguhnya Imam/Khalifah adalah laksana benteng; umat berperang di belakangnya dan dilindungi oleh dia (HR Muslim).

Imam di sini maksudnya adalah khalifah (Mirqah al-Mafatih Syarhu Misykat al-Mashabih, 11/298). Lebih jauh Imam an-Nawawi menyatakan, hadis itu bermakna bahwa Imam/Khalifah merupakan benteng/tameng karena ia melindungi rakyat dari serangan musuh terhadap kaum Muslim, memelihara hubungan kaum Muslim satu sama lain dan menjaga kekayaan Islam. Berdasarkan hal ini makin terang bahwa kemuliaan dan kesejahteraan hanya dapat diraih dengan menerapkan syariah di bawah kepemimpinan Khalifah.

Selain itu, hubungan kesejahteraan dengan syariah dan Khilafah tampak jelas dalam kitab suci al-Quran:

وَعَدَ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْ‌ضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْ‌تَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِ‌كُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ‌ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih di antara kalian, bahwa Dia benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia benar-benar akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka -sesudah mereka berada dalam ketakutan- menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah Aku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Siapa saja yang kafir sesudah janji itu, mereka itulah orang-orang yang fasik (TQS an-Nur [24]: 55).

Dalam ayat tersebut Allah SWT menjanjikan empat hal yang saling terkait. Pertama: kekuasaan/kekhilafahan (istikhlaf). Kedua: peneguhan ajaran Islam (tamkinu ad-din). Ketiga: keamanan (al-amnu). Keempat: ibadah dan tidak syirik.

Adanya huruf waw (dan) dalam ayat itu menegaskan adanya keterkaitan yang kuat antara Khilafah, penerapan syariah Islam dan kesejahteraan baik dalam bidang materi, ruhiah, akhlak maupun kemanusiaan (insaniyah). Waspadalah, ayat itu mengatakan bahwa siapa saja yang mengingkari janji Allah SWT maka ia termasuk orang fasik. Na’udzu billah min dzalik.

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah…

Hanya Khilafah saja sistem yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Khalifah akan menghabiskan hidupnya untuk kebahagiaan dan kenyamanan umat Islam. Ia didampingi para pendamping yang siap mengingatkan dan meluruskan dirinya ketika terjadi kesalahan. Ia pemimpin yang mencintai umat dan umat pun mencintai dirinya. Ia ridha terhadap umat dan umat pun ridha terhadap dirinya. Ia mendoakan kebaikan untuk umat dan umat pun mendoakan kebaikan bagi dirinya. Umat menaati dirinya dan ia memberikan kebaikan kepada umat. Umat berlindung kepada dirinya dan ia pun melindungi mereka. Ia menjadi tempat peristirahatan yang menyenangkan dan bahkan ‘surga’ bagi mereka yang mencari perlindungan. Seperti itulah kehidupan para imam/khalifah. Sungguh, mereka ini adalah para kekasih Muhammad saw., yang sangat keras terhadap orang-orang kafir dan penyayang terhadap sesama mereka. Mereka adalah di antara manusia yang terbaik, sebagaimana firman Allah SWT:

أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِ‌ينَ

Yang bersikap lemah-lembut terhadap orang yang Mukmin dan keras terhadap orang-orang kafir (TQS al-Maidah [5] : 54).

Jelaslah, untuk meraih kemuliaan dan kesejahteraan hanya ada satu cara, yaitu menegakkan syariah dan Khilafah.

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah…

Marilah pada hari Idul Fitri ini kita membulatkan tekad untuk melipatgandakan upaya dan pengorbanan demi tegaknya syariah dan Khilafah itu. Raihlah hidup sejahtera dengan menegakkan syariah dan Khilafah!

اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ… اَللهُ أَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah:

Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah SWT.

أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

نَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ اَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْكَرِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا، وَ نُوْرَ صُدُوْرِنَا، وَ جَلاَءَ اَحْزَانِنَا، وَ ذِهَابَ هُمُوْمِنَا وَ غُمُوْمِنَا، وَ قَائِدَنَا وَ سَائِقَنَا اِلَى رِضْوَانِكَ، اِلَى رِضْوَانِكَ وَ جَنَّاتِكَ جَنَّاتٍ نَعِيْمٍ.

اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ شَفِيْعَنَا، وَ حُجَّةً لَنَا لاَ حُجَّةً عَلَيْنَا.

أَللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا،

اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً تُنْجِيْهِمْ بِهَا من النَّارَ وَتُدْخِلُهُمْ بِهَا الْجَنَّةَ

اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ فِي ضَمَانِكَ وَأَمَانِكَ وَبِرِّكَ وَاِحْسَانِكَ وَاحْرُسْنَا بِعَيْنِكَ الَّتِيْ لاَ تَناَمُ وَاحْفِظْناَ بِرُكْنِكَ الَّذِيْ لاَ يُرَامُ.

اَللَّهُمَّ يَامُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُهْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ وَصَلِيْبِيِّيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَرَأْسِمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَاِشْتِرَاكِيِّيْنَ وَشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَ اجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ لِإِقَامَتِهَا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَسُبْحَانَ رَبُّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، كُلُ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

sumber : hizbut-tahrir.or.id

Pekerja Tuntut Status Karyawan Tetap

Para pekerja lepas PT Timah di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, menuntut diangkat menjadi karyawan tetap. Sebagian dari mereka sudah menjadi pekerja sejak 1985.

Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Karimun Hanis Jasni mengatakan, para pekerja itu sudah meminta pengangkatan sejak 2006. Secara bertahap, sebagian sudah diangkat. "Sekarang masih ada 74 pekerja harian lepas yang belum jelas kapan diangkat. Kami sudah berkali-kali meminta kejelasan dan tidak ada respon," ujarnya di Pangkal Pinang, Senin (22/8/2011).

Dari unit Karimun, mereka diberitahu harus menunggu hasil konsultasi dari kantor pusat di Pangkal Pinang. Namun, penjelasan dari Pangkal Pinang menyebutkan pengangkatan mereka harus menunggu rekomendasi dari Karimun. "Kami seperti dilempar-lempar dan tidak ada yang bertanggung jawab," ujarnya.

Hanis mengatakan, tuntutan para pekerja itu sesuai dengan undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Mereka sudah bekerja bertahun-tahun pada pekerjaan inti perusahaan. "Pekerjaan inti tidak boleh dikerjakan pegawai kontrak," tuturnya.

sumber : kompas.com

Rindu Surga

Oleh: Ustadz Muhammad Arifin Ilham


Salah satu doa yang dianjurkan dibaca menjelang berbuka dan dalam setiap munajat Ramadhan adalah permintaan ridha dan surga-Nya. Allahumma inna nas-aluka ridhaaka wal jannah wa na'uudzubika min syakhotika wan naar, "Ya Allah hamba mohon ridha-Mu dan surga-Mu dan hamba mohon perlindungan dari murka dan siksa neraka-Mu."

Setiap orang yang beriman pada Allah dan hari akhir pasti merindukan surga. Ia merindukan surga bukan karena sudah bosan hidup di dunia, tetapi karena ia memahami dan meyakini bahwa kehidupan yang hakiki dan abadi hanyalah kehidupan surga (QS al-A'la, 87: 17).

Surga dengan segala personifikasinya adalah tempat yang dirindukan oleh seluruh makhluk Allah. Tempat yang tidak terdengar di dalamnya perkataan yang tak berguna, sia-sia, dan dusta. Di dalamnya, ada mata air yang mengalir, sungai susu yang mengalir di bawah tanah (QS al-Hijr: 45-48), takhta-takhta yang ditinggikan, gelas-gelas berisi minuman yang selalu tersedia, bantal-bantal sandaran yang tersusun rapi (al-Kahfi: 30-31), permadani-permadani yang terhampar, kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis sebaya bermata indah dan menyenangkan (QS Shad: 49-54).

Seluruh kenikmatan surga tersebut ternyata pada bulan diijabahnya semua doa ini adalah yang diminta secara khusus; kiranya kita adalah yang tercatat sebagai penghuni sahnya. Masalahnya, apakah surga merindukan kita? Rasul memberikan jawaban bahwa ada empat golongan manusia yang dirindukan surga.

Pertama, orang yang senantiasa membaca Alquran (taaliy al-Qur'an). Tampaknya wajar jika surga merindukan ahli Alquran ini karena sejak di dunia saja mereka sudah dipilih oleh Allah dengan dikepakkan sayap malaikat yang selalu menaunginya, dicurahkan kasih sayang-Nya, diliputi ketenangan hati, dan selalu diingat oleh-Nya (HR Bukhari). Bahkan, di mata Rasulullah, orang terbaik di dunia dan akhirat tidak lain adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya (HR Bukhari Muslim).

Kedua, orang yang senantiasa menjaga lisannya (haafizhul lisaan). Tidaklah struktur kata yang keluar dari lisannya kecuali berorientasi kepada rahmat hikmah dan berkah. Pantang baginya berkata kotor, angkuh, dan menyakitkan. Bukankah di surga tidak akan ada kata-kata yang sia-sia dan dusta? Keselamatan hidup, baik di dunia maupun akhirat, di antaranya ditentukan karena terjaganya lisan, salaamatul insaan fi hifzhil lisaan.

Ketiga, pemberi makan orang yang kelaparan (muth'imuth tho'aam). Sungguh, Allah Yang Maha Berterima Kasih (Syakuur) akan membalas sekecil apa pun kebaikan kita kepada orang lain. Bila kita memberi minum kepada saudara kita yang kehausan, Allah akan memberi kita minum pada Hari Kiamat nanti pada saat orang-orang sedang dilanda dahaga hebat.

Keempat, orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan (shooimur ramadhaan). Di bulan yang mulia dan penuh berkah ini, Allah menjanjikan kepada kita akan pembebasan dari panasnya api neraka, bila kita berpuasa dan menghidupkan malamnya dengan shalat, qiro'at dan taqarrub, serta ibadah apa pun dengan hanya mengharap ridha-Nya.

Bahkan, di surga ada satu gerbang indah lagi kokoh yang disebut dengan gerbang ar-Royyan, ternyata hanya dipersiapkan untuk mereka yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan ikhlas karena Allah.

Redaktur: Siwi Tri Puji B

sumber : republika.co.id

7 Pertanyaan Seks yang Terlalu Malu untuk Ditanyakan

Pernahkah Anda saat bercinta melakukan sesuatu hal dan bertanya-tanya apakah itu normal, namun malu Anda tanyakan? Anda tak sendiri, cukup banyak wanita yang merasakan hal serupa.

Berikut ini tujuh pertanyaan yang biasanya malu untuk Anda tanyakan, seperti dikutip womansday:

1. Saat bercinta dengan suami, saya merasa tiba-tiba kehilangan gairah. Saya ingin suami tetap bahagia dan bisa orgasme. Tapi karena sudah tidak nyaman, saya menghentikannya. Kenapa ini bisa terjadi?

Pakar seks asal New York City, Amy Levine mengatakan apa yang terjadi di atas adalah hal normal. Seorang wanita yang tiba-tiba kehilangan gairahnya saat bercinta bukan berarti dia mengalami masalah seksual.

"Kuncinya adalah mencari tahu apa yang membuat Anda bisa tetap bergairah," saran Levine. "Mungkin saat itu suami membuat gerakan yang membuat Anda tidak bergairah lagi," katanya.

Ia menyarankan, pahamilah tubuh Anda sendiri dan komunikasikan pada pasangan apa keinginan Anda. Ketika momen 'tiba-tiba hilang gairah' itu datang lagi, jangan takut untuk mengatakannya pada suami.

2. Terkadang saya merasa jadi terlalu emosional setelah bercinta, bahkan sampai menangis. Memalukan memang, apakah itu normal?

Terapis Seks dan Direktur Summa Center for Sexual Health di Ohio, Kimberly Resnick Anderson mengatakan apa yang terjadi di atas normal. Setiap wanita bisa mendapatkan pengalaman seksual yang menyentuhnya dan sesuai kehidupannya.

Setelah bercinta, wanita bisa jadi memikirkan banyak hal. Misalnya saja, wanita bisa jadi bertanya-tanya apakah dirinya cukup puas dengan kehidupan seksnya, bisakah segera punya bayi dan lain-lain.

"Semua pemikiran-pemikiran itu bisa mempengaruhi perasaannya," jelas Anderson. Pemikiran yang mempengaruhi perasaan itu pun akhirnya bisa membuat seorang wanita menitikkan air mata.

3. Saya merasa vagina saya mengeluarkan aroma yang menyengat. Saya khawatir aroma itu tidak normal. Apakah memang harus dikhawatirkan?

"Sebaiknya tidak usah dikhawatirkan," jawab Anderson. "Banyak wanita tidak sadar tentang aroma vaginanya dan lebih fokus pada pasangan mereka saat bercinta," tambahnya.

Wanita yang sadar kalau aroma vaginanya cukup menyengat pun ternyata menemukan fakta mengejutkan bahwa pasangan mereka tidak mengetahui soal aroma tersebut. Malah ada beberapa yang menganggap aroma itu sebagai sesuatu yang menggairahkan.

Hanya saja jika memang Anda atau pasangan merasa perubahan aroma vagina itu sudah sangat mengganggu, Anda bisa berkonsultasi ke dokter.

4. Terkadang setelah bercinta, saya sedikit berdarah, normalkah?

Praktisi perawat yang bekerja dengan Planned Parenthood di Los Angeles, Lisa Stern menyarankan jika hal di atas terjadi, bicaralah pada dokter kandungan Anda. Pendarahan tersebut meski hanya sedikit, bisa menjadi tanda sesuatu yang tidak normal tengah terjadi. Bisa saja Anda mengalami infeksi atau kanker serviks.

5. Saya khawatir karena setiap dan setelah bercinta merasa sakit. Sakitnya tidak intens, tapi cukup mengganggu. Apakah wanita lain mengalaminya juga?

"Cukup banyak wanita yang merasaka sakit saat bercinta dengan posisi atau waktu tertentu misalnya menjelang menstruasi," jelas Stern.

Rasa sakit tersebut terkadang dapat dianggap normal. Namun jika sudah terjadi terlalu sering dan disertai gejala lain seperti sakit perut menjelang menstruasi, sakit ketika buang air kecil, segeralah periksakan diri ke dokter.

6. Apakah normal merasakan sakit di perut setelah bercinta padahal tidak sedang datang bulan?

"Rasa sakit di perut setelah bercinta bisa dianggap normal, terutama jika vagina terus-menerus ditekan oleh penis, jari atau sex toy," ujar Stern. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, usahakan Anda buang air kecil sebelum dan setelah bercinta.

Namun jika rasa sakit itu terus-menerus terjadi, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah berkonsultasi ke dokter.

7. Terkadang saat bercinta saya kentut. Saya tidak bisa menahannya. Kenapa hal itu bisa terjadi?

Buang gas atau kentut saat bercinta, menurut Stern, sangat normal dan wajar terjadi. "Hal itu banyak dialami orang lain," katanya.

Stern pun menjelaskan kenapa hal itu bisa terjadi. "Organ reproduksi wanita seperti, uterus, ovarium dan vagina berada di dekat usus besar. Saat bercinta, setiap gerakan dari organ tersebut bisa memprovokasi gerakan di usus besar, hingga akhirnya dapat mengeluarkan gas yang sebelumnya tersumbat," tuturnya.

Stern menambahkan, orgasme pun bisa memicu seseorang untuk buang gas. Hal itu karena saat orgasme, seluruh otot tubuh menjadi rileks.

(eny/eya)

sumber : www.wolipop.com

Bahaya Kolaborasi Ulama dan Penguasa Zalim

Oleh Irfan S. Awwas

Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأُمَّتِهِ الْمُطِيْعِيْنَ. قال تعالي: يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيْمًا.أَمَّا بَعْدُهُ : أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ… اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاَ , لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

MENGAWALI khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji kebesaran Ilahy yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan perintah agama, shalat Idul Fithri di tempat ini. Kita bersyukur kepada Allah Swt yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan bagi makhluk ciptaan-Nya dalam mengarugi kehidupan dunia ini. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, para shahabat, tabi’it-tabi’in serta seluruh kaum Muslimin yang setia mengikuti beliau hingga hari kiamat.

Kemudian, sebagai khatib pada kesempatan Idul Fitri 1432 H ini, perkenankan kami mengingatkan diri pribadi dan segenap jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah Swt. Marilah peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda hidup yang utama, agar kita menjadi manusia ideal menurut Islam. Yakni, menjadi manusia mulia dan dimuliakan oleh Allah Swt sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di hadapan Allah adalah orang yang paling bertaqwa.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Dewasa ini, sedikit orang yang menjadikan taqwa sebagai agenda hidupnya, yaitu menjalani hidup di bawah naungan syari’at Allah. Kebanyakan manusia, program hidupnya adalah hal-hal duniawiah: bisnisnya lancarnya, anak-anaknya dapat sekolah tingi, deposito bank terus bertambah, rumah dan kendaraan tercukupi dan semacamnya. Tidak berupaya, bagaimana menjadikan hidupnya bermakna untuk dunia-akhiratnya, dan menjadikan anak-anaknya hidup dewasa dalam ketaatan pada Allah Swt. Maka marilah kita bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, semoga amalan kita di bulan Ramadhan yang baru saja berlalu, kelak menjadi saksi yang menguntungkan dan meringankan beban kita di akhirat.

الله اكبر الله اكبر و لله الحمد

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Sebagai Muslim, kita sangat merindukan kembalinya kejayaan Islam, agar dapat menciptakan dunia yang penuh kedamaian, kesejahteraan, kasih sayang, keadilan dan persatuan bagi segenap umat manusia. Berjuta-juta umat Islam dewasa ini siap menerima apapun yang sesuai dengan ajaran Islam, demi mendapatkan keridhaan Allah Swt.

Akan tetapi keinginan ini cepat berubah manakala diseru supaya melaksanakan syari’at Islam dalam urusan pribadi, keluarga, negara, relasi-relasi bisnis, lembaga pendidikan, dan di segala aspek kehidupan. Alasaannya: “Negara kita bukan Negara Islam, lebih baik kita abaikan dulu untuk sementara waktu menunggu momentum yang tepat agar kita tidak dicurigai.”

Kenyataannya, umat Islam masih suka menonton dirinya sendiri melalui tayangan musuh-musuh Islam. Umat Islam terombang ambing diantara penilaian orang lain. Bahkan, untuk menilai sesama saudara Muslim, apakah termasuk golongan radikal, moderat, ataukah liberal, kita menggunakan kacamata orang kafir. Padahal, selamanya orang-orang kafir tidak pernah menyukai Islam, dan akan terus membuat makar untuk mendiskreditkan dakwah Islam.

Baru-baru ini, orang-orang kafir kembali mendiskreditkan ajaran Islam. Pada bulan Juli 2011, parlemen Belanda mengesahkan UU larangan menyembelih hewan sesuai Syari’at Islam, dianggap melanggar hak asasi kehewanan. Penindasan terhadap umat Islam terus berlanjut. Di Prancis, Inggris, wanita muslimah dilarang mengenakan jilbab di tempat umum, dan sebelumnya di Swis dilarang membangun menara masjid. Sebelumnya, di California, AS, warganya dilarang khitan/sunat. Siapa saja yang melakukan sunat akan di denda seribu dollar. Sementara di Indonesia, kaum kesetaraan gender menuntut supaya pemerintah mengesahkan UU yang melarang sunat bagi wanita karena dianggap diskriminatif dan mengurangi kenikmatan seksual wanita.

Atas nama demokrasi, orang-orang kafir menggunakan otoritas negara untuk mendiskreditkan Islam dan memusuhi kaum Muslim. Diskriminasi seperti ini justru digunakan untuk mengintimaidasi umat Islam, agar tidak mengamalkan syari’at Islam. Mereka menggambarkan, seolah-olah Islam adalah agama yang telah kehilangan relevansinya untuk terus dipertahankan di era globalisasi ini.

Anehnya, sikap orang-orang kafir terhadap Islam mempengaruhi sikap umat Islam terhadap agamanya sendiri. Sehingga, tokoh-tokoh Islam melakukan negosiasi kebenaran Islam, atas nama toleransi dan hak asasi. Mereka menetapkan manakah di antara ajaran Islam yang boleh dikerjakan dan mana yang harus dinegosiasi dengan orang-orang kafir. Dalam urusan ibadah mereka tidak ikut campur. Tapi jangan bicara jihad, karena itu sumber kekerasan. Jangan ngotot dengan formalisasi syari’at Islam, yang penting substansinya, tidak perlu negara Islam karena Rasulullah tidak pernah menentukan bentuk negara, dllnya.

Wahai kaum Muslimin, dengarlah firman Allah ini:

وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ ۖ فَمَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنذِرِينَ

“Aku diperintahkan untuk membacakan Al-Qur’an kepada semua manusia: “Siapa saja yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya, berarti dia telah mengusahan kebaikan bagi dirinya sendiri. Dan siapa saja yang menolak Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, maka katakanlah kepada mereka, “Aku diutus hanya untuk menyampaikan peringatan Allah kepada kalian.” (QS. An-Naml [27] : 92)

Fenomena yang kini sangat dominan membelenggu kaum Muslimin, bahwa menegakkan kehidupan berbasis Islam seakan ancaman bagi keutuhan negara. Ada juga di kalangan umat Islam yang salah paham terhadap ajaran Allah Rabbul Alamin. Bila Allah Swt memerintahkan suatu perbuatan tertentu, mereka menganggap akan merugikan dan menyusahkan hidupnya, sedang bila dilarang mengerjakan tindakan tertentu, justru melanggar larangan dianggap menguntungkan dirinya.

Mengapa keanehan semacam ini menimpa kaum Muslim? Rasulullah Saw telah menubuwahkan akan datangnya suatu zaman setelah beliau, yang menimpa umat manusia sebagaimana sabdanya:

يَأْتِيْ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ مَا الإِسْلاَمُ إِلاَّ اِسْمُهُ ، وَمَا القُرْآنُ إِلاَّ رَسْمُهُ ، وَمَا المْسْجِدُ إِلاّ بُنْيَانَهُ يَتَابَاهُ بِهِ النَّاسُ [الطبراني]

“Akan datang suatu zaman pada manusia tiada tinggal dalam Islam kecuali namanya, tiada tinggal dalam Alqur’an kecuali tulisannya, dan masjid-masjidnya tinggal menjadi bangunan megah.” (HR. ath-Thabrani)

Nubuwah Rasulullah Saw berdimensi masa depan. Betapa banyak orang yang mengaku Muslim, bahkan dunia internasional mengenal Negara RI berpenduduk umat Islam terbesar di dunia. Tetapi jumlah mayoritas, nampaknya tidak berpengaruh besar dalam membangun masyarakat yang diridhai Allah, mengangkat harkat dan martabat kemuliaan negeri ini di bawah naungan syari’at-Nya. Penduduk mayoritas justru dijadikan obyek ajaran sesat, sistem hidup jahiliyah serta misi imprilasme Negara-negara asing. Akibatnya, bangsa ini bukan saja kehilangan rasa takutnya kepada Allah, tapi juga kehabisan rasa malunya kepada Rasulullah Saw.

Dahulu, Rasulullah Saw berjihad di jalan Allah, untuk mengangkat harkat dan martabat umatnya dengan Al-Qur’an. Tapi kini, memang ada orang Islam yang memahami Al-Qur’an dan mengamalkan isinya. Celakanya, terdapat orang Islam yang memahami Al-Qur’an tapi tidak mengamalkan isinya. Lebih celaka lagi orang yang mengaku Islam, tapi tidak memahami Al-Qur’an, dan tidak mengamalkan ajaran Al-Qur’an.

Kita menyaksikan, ada orang yang menyandang predikat Muslim, tapi dia tidak shalat, tidak puasa, dan tidak mengerjakan ajaran yang diperintahkan Islam. Bahkan tidak sedikit orang yang mengaku beragama Islam, tapi dia tidak malu berbuat zina, tidak malu minum khamer, berjudi, melakukan tindak korupsi serta pecandu narkoba. Para wanita menolak berpakaian jilbab untuk menutup aurat, lalu menggantinya dengan pakaian yoe can see, pakaian tanktop, tanpa rasa malu. Bergaul bebas lelaki-perempuan meniru prilaku orang-orang kafir. Pada diri orang semacam itu, Islam hanyalah tinggal nama, menjadi Islam KTP saja.

Menyikapi kenyataan ini, supaya istiqamah pada kebenaran Islam, ingatlah nasihat Khalifah Umar bin Khathab ra. Beliau pernah mengatakan: “Kebenaranlah yang membuat kamu menjadi kuat, dan bukan kekuatan kamu yang membuat jayanya kebenaran.” Sedangkan Khalifah Utsman berpesan: “Kejayaan umat ini akan terpelihara selama Al- Qur’an berdampingan dengan kekuatan. Bilamana kekuatan tanpa Al-Qur’an akan menjadi anarkhis, dan bilamana Al-Qur’an tanpa kekuatan tidak bermakna bagi kehidupan.”

Gaya Hidup Materialisme Sebagai Pujaan

الله اكبر الله اكبر و لله الحمد

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Negara kita sudah lama dilanda penyakit, yang disebabkan berbagai penyimpangan agama, moral, politik, ekonomi, dan budaya. Patologi penyakitnya beragam, meliputi korupsi, narkoba, TKW bermasalah, terorisme, tawuran antar warga, perebutan lahan, pendidikan yang kian mahal, dekadensi moral yang parah, ongkos kesehatan yang membumbung tinggi serta harga-harga kebutuhan pokok yang menyengsarakan rakyat.

Kesalahan terbesar rakyat Indonesia, karena mewarisi penyakit bawaan dari sejak orde baru, berupa sistem yang korup lengkap dengan pejabat korup yang kini semakin berpengalaman. Negara yang sedang sakit diurus oleh para pemimpin yang juga sakit. Ibarat kata, mungkinkah membersihkan penyakit menggunakan sapu yang penuh bakteri penyakit?

Di negeri ini, para pejabat yang makan harta haram hasil korupsi sudah biasa. Contoh kasusnya banyak. Presiden korupsi, ada. Menteri korupsi, banyak yang sudah diadili dan masuk bui. Gubernur korupsi, banyak yang sudah terbukti dan yang masih antri menunggu giliran ditangkap KPK. Menurut survey, 40% dari bupati/walikota di Indonesia terindikasi korupsi. Begitu juga dengan para anggota DPR/DPRD, penegak hukum (hakim, jaksa, polisi), dan birokrasi, seolah berlomba ikut terlibat dalam jaringan korupsi; sehingga betapa sulit mencari pejabat Indonesia yang bukan koruptor. Lebih sulit lagi, mencari pejabat pemberantas korupsi yang steril dari korupsi, sehingga sekadar menutupi kebobrokan mereka, Ketua DPR RI malah mengusulkan pembubaran KPK.

Tragisnya, para koruptor di negeri ini tidak malu dan tidak takut tampil terbuka, pamer gaya hidup berklas borjuis. Tidak terbayangkan oleh kita, ada ketua parpol yang memiliki sederet kendaraan super mewah berupa: Toyota Velfire, Range Rover, Land Cruiser, Toyota Alpard, Hammer. Padahal secara kasat mata orang melihat, kekayaan yang dimilikinya tidak sebanding dengan penghasilan resmi mereka. Mengapa para pejabat negeri ini doyan korupsi, dan tidak malu hidup foya-foya di atas kesengsaraan rakyatnya? Karena gaya hidup mereka yang memberhalakan harta, sehingga mereka menganggap semakin tinggi jabatan dan semakin banyak harta, mereka akan semakin berwibawa dan terhormat.

Nabi Muhammad saw telah memprediksi prilaku mungkar pemimpin/pejabat negara:

إِذَا كَانَ آخِرُ الزَّمَانِ كَانَ قِوَامُ دِيْنِ النَّاسِ وَدُنْيَاهُمْ الدَّرَاهِمَ وَالدَّنَانِيْرَ [رواه الطبراني]

“Kelak di akhir zaman agama dan keduniaan mereka dinilai berdasarkan berapa uang dirham dan dinar yang mereka miliki.” (HR. ath-Thabrani).

Apabila parameter martabat seseorang ditentukan oleh harta yang mereka miliki, menunjukkan tidak memiliki prestasi kebajikan yang patut dibanggakan. Setiap orang akan berusaha mencari harta untuk mendapatkan wibawa dan kehormatan, sekalipun harta diperoleh dengan cara haram dan tidak bermoral. Apabila keshalihan seseorang diukur dari harta, pantas saja banyak ulama, kyai, ustadz, sama seperti politisi dan pejabat negara, berlomba-lomba mendapatkan harta dan jabatan guna memperoleh kehormatan.

Nampaknya, bukan hanya pejabat dan politisi yang doyan duit. Ulama dan tokoh agama, juga ikut berimprovisasi mencari duit dengan menjual agama. Banyak sudah tokoh agama yang terlibat perebutan kuasa dan jabatan yang menggiurkan, terutama dalam Pilkada. Malah ada juga ulama yang menjadi broker kekuasaan dengan mendapatkan imbalan harta. Ulama’ broker, tidak keberatan memperalat umat untuk mendapatkan harta kekayaan, sekalipun dengan menjilat penguasa, menjual jimat, bahkan menjadi pawang jin. Prilaku ini, kian menjauhkan bangsa Indonesia dari rahmat Allah dan semakin dekat dengan musibah.

Ketika menyaksikan segala kebobrokan partai politik dan kerakusan kaum politisi di negaranya, Presiden Ke-3 AS, Thomas Jefferson pernah berujar: “If I could not go to Heaven but with a party, I would not go there at all.” (Jika masuk surga harus melalui partai politik, maka saya memilih tidak masuk surga saja).

Ulama Jahat

الله اكبر الله اكبر و لله الحمد

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Rasulullah Saw bersabda:

يَكُوْنُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ عُبَّادٌ جُهَّالٌ وَقُرَّاءٌ فَسَقَةٌ [ أبو نعيم والحاكم ]

“Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang tekun beribadah adalah bodoh, sedang para ulama’ rusak moral dan pikirannya.” (HR. Abu Nu’aim dan Hakim)

Ketika masyarakat menyaksikan ulama tidak konsisten pada kebenaran, menjalin hubungan dengan jamaah koruptor, dan menjalani hidupnya dengan glamour; hal itu merupakan kontribusi besar bagi kerusakan negeri ini. Jika ulama sudah tidak dipercaya, maka kalangan awam akan menjauh dari agama, karena mereka tidak mempercayai lagi omongan ulama. Hal ini, memberi peluang bagi penguasa untuk menjauhkan agama dari praktek kehidupan masyarakat. Sebab, ulama’ yang rusak akhlaknya dapat diperalat penguasa untuk merusak masyarakat menggunakan dalil-dalil agama.

Menjelang Ramadhan kita mendengar kaum ulama dan juga pejabat negara, melarang supaya ormas Islam tidak melakukan sweeping tempat maksiat. Mengapa bukan maksiatnya yang dilarang, sehingga tidak perlu ada sweeping? Akibatnya, segolongan orang yang masih komitmen pada agama, tetapi dengan bekal ilmu yang dangkal menempuh cara-cara yang bertentangan dengan Islam untuk melestarikan amar ma’ruf – nahi mungkar. Maraknya radikalisme dan liberalisme di negeri kita sesungguhnya bermuara dari kolaborasi ulama jahat dan penguasa zalim ini.

Kolaborasi ulama dengan penguasa yang melawan agama, dapat dibuktikan dengan menelaah sejumlah ayat-ayat Al-Qur’an yang salah terjemah. Di dalam Al-Qur’an dan Terjemahnya yang diterbitkan Depag RI, sejak 1965, terdapat 3140 ayat dari jumlah 6326 ayat Al-Qur’an yang salah terjemah. Akibat kesalahan ini, sangat dahsyat, melahirkan aliran sesat, memicu terorisme dan merajalelanya dekadensi moral.

Misalnya, terjemah harfiyah Al-Qur’an Depag terbukti memicu kekerasan dan terorisme : “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah) ….” (Qs. Al-Baqarah, 2:191)

Kata bunuhlah dalam terjemah di atas berkonotasi perorangan, bukan antar umat Islam dengan golongan kafir. Seolah-olah setiap orang Islam boleh membunuh orang kafir yang memusuhi Islam di mana saja dan kapan saja dijumpai, sekalipun di luar zona perang. Pembunuhan terhadap musuh di luar zone perang sudah pasti menciptakan anarkhisme dan teror; suatu keadaan yang tidak dibenarkan oleh syari’at Islam. Apabila terjadi teror atau konflik horizontal, bahkan pembunuhan disebabkan membaca teks terjemahan di atas. Maka bukan hanya salah pembaca, tapi juga tanggungjawab ulama dan penguasa negara, karena kalimat terjemahan memang salah, dan menyimpang dari sababun nuzul (sebab turunnya) ayat tersebut.

Terjemah yang benar dari ayat ini: “Wahai kaum mukmin, perangilah musuh-musuh kalian dimanapun kalian temui mereka di medan perang dan dalam masa perang…”

Adapun contoh terjemah harfiyah Qur’an Depag, yang dapat disalahpahami sebagai pembenaran atas perzinahan, Qs. Al-Ahzab, 51:

“Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa yang kamu kehendaki di antara mereka (isteri-isterimu) dan (boleh pula) menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu…”

Kalimat ‘Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu,’ pada terjemah di atas sesat dan menyesatkan. Sebagai pengamal Al-Qur’an paling sempurna, Nabi Saw. tidak pernah menceraikan istrinya, maka mustahil beliau menggauli perempuan yang telah dicerai, apalagi tanpa rujuk pula. Padahal ayat ini berkaitan dengan kebebasan Nabi Muhammad Saw menukar giliran bermalam diantara istri-istri beliau. Karena itu, terjemah di atas bertentangan dengan fakta sejarah dan akhlak beliau yang sangat terpuji.

Terjemah harfiyah Qs. An-Nisa’ ayat 20 lebih menyesatkan lagi: “Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain…” Kalimat mengganti istrimu dengan istri yang lain, jelas terjemah yang salah dari ayat tersebut. Dalam bahasa Indonesia, istri adalah perempuan yang bersuami. Kata menggati berarti menukar dengan yang lain. Mustahil Islam membenarkan seorang suami menukar istrinya dengan istri orang lain.

Terjemah ini menyesatkan, seolah Islam membenarkan para suami saling bertukar istri. Maka terjemah yang benar adalah: “Wahai para suami, jika kalian ingin menceraikan istri kalian, lalu menikah dengan perempuan lain…” Terjemah tafsiriyah seperti ini tidak mungkin mengundang salah paham terhadap Al-Qur’an.

Ada lagi tarjamah harfiah Depag yang salah, Qs. An-Nur, 24:60 : “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka….”

Dalam bahasa Indonesia, kata menanggalkan pakaian berarti membuka atau melepaskan pakaian yang dipakainya alias telanjang. Padahal maksud ayat ini, adalah melepas kerudung yang menutup kepalanya. Mustahil Islam membenarkan seorang perempuan menopause melakukan pornoaksi dengan telanjang di depan umum.

الله اكبر الله اكبر و لله الحمد

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dan pedoman hidup kaum muslimin. Apabila pemerintah tidak segera mengoreksi bahkan menarik predaran Al-Qur’an Terjemah Depag ini, patut dicurigai adanya msisi penodaan kitab suci umat Islam. Seperti yang dilakukan pendeta Yahudi dan Nasrani terhadap Kitab Taurat dan Injil. Kita menyaksikan, semakin banyak jumlah kaum Muslimin yang mengikuti paham sesat dan menolak syari’at Islam di lembaga negara, mengikuti provokasi pengikut agama lain yang memiliki doktrin, ‘agama urusan pribadi, sedang urusan sosial, ekonomi, politik terserah pada nafsu masing-masing’.

Apabila sikap beragama seperti ini terus dipertahankan, berarti penguasa dengan sengaja menjerumuskan bangsa ini ke lembah kebinasan. Melestarikan kejahatan, berarti memfasilitasi turunnya hukuman dari Allah Swt. Allah Swt berfirman:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
“Jika Kami berkehendak menghancurkan suatu negeri yang penduduknya zhalim, maka Kami jadikan orang-orang yang suka berbuat sesat di negeri itu sebagai pemimpin, lalu pemimpin itu berbuat durhaka di negerinya. Akibat perbuatan durhaka pemimpin mereka, turunlah adzab kepada mereka dan Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.“ (QS. Al-Isra‘ [17] : 16)

Inilah hukum kausalitas, ada sebab pasti diikuti akibat, sehingga berlangsunglah keputusan Allah. Tampilnya ahlul ma’siat, tokoh masyarakat yang durhaka pada Allah sebagai figur pemimpin nasional dan regional, merupakan hukuman bagi negara yang tidak tunduk pada hukum Allah Swt.

Munajat :

الله اكبر الله اكبر و لله الحمد

Wahai kaum Muslimin, di hari yang penuh barakah ini, kita bersimpuh di haribaan Ilahy, untuk membuktikan bahwa umat Nabi Muhammad Saw. masih hidup di negeri ini, dengan menegakkan syari’at Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara. Kita beramal sesuai dengan petujuk Allah dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, agar selamat di dunia dan akhirat

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah, agar kita diberi keselamatan dari segala keburukan, diberi kebaikan yang paling sempurna, kehidupan yang sejahtera, waktu yang paling bahagia. Semoga Allah Swt berkenan memperperbaiki amal-amal kita dan membersihkannya dari kesyirikan serta kemunafikan :

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَاتُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا . اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا مَاأَحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَىْ مَنْ عَادَانَا ، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا ، وَلاَ تَجْعَلْ الدَُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا . اَللَّهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَ قُلُوُبِْنَا وَاَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَم وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَ جَنِبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ لَنَا فِي اَسْمَاعِنَا وَ اَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَاَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْم وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ اَجْمَعِيْن وَ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

Ya Allah, ya Tuhan kami, bagi-bagikanlah kepada kami demi takut kepada-Mu apa yang kiranya dapat menghalang antara kami dan maksiat kepada-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta’at kepada-Mu apa yang sekiranya dapat menyampaikan kami ke surga-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta’at kepada-Mu; dan demi suatu keyakinan yang dapat meringankan beban musibah dunia kami.

Ya Allah, ya Tuhan kami! Senangkanlah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami dan kekuatan kami pada apa yang Engkau telah menghidupkan kami, dan jadikanlah ia sebagai warisan dari kami, dan jadikanlah pembelaan kami (memukul) orang-orang yang menzhalimi kami serta bantulah kami untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi kami; dan jangan kiranya Engkau menjadikan musibah kami ini mengenai agama kami, jangan pula Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita kami yang paling besar, juga sebagai tujuan akhir dari ilmu pengetahuan kami; dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menaruh sayang kepada kami.

Disampaikan di hadapan jamaah Shalat ‘Idul Fithri 1432 H, yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Masjid (BPM) Al-Aqobah, Kompleks PT. Pusri 1, Palembang.

sumber : eramuslim.com

Taqwa adalah Kunci Keberkahan dan Keselamatan di Dunia dan Akhirat

بسم الله الرحمن الرحيم

خطبة عيد الفطر المبارك عام 1432 هـ

Khutbah Iedul Fitri 1432H

Masjid Darussalam Kota Wisata

Judul :

TAQWA ADALAH KUNCI KEBERKAHAN DAN KESELAMATAN DI DUNIA DAN AKHIRAT

Refleksi Atas Ibadah Ramadhan

Oleh :

Ust. Fathuddin Ja’far, MA

Chairman of Spiritual Learning Centre (SLC)

Direktur Pesantren Internasional Mukjizat Sains Al-Qur’an dan As-Sunnah

الله أكبر, الله أكبر , الله أكبر كبيرا, و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا, لا اله الا الله وحده , صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده , لا أله الا الله و الله أكبر , الله أكبر و لله الحمد…..

إن الحمد لله وحده نحمده و نستعينه و نستغفره و ونستهديه ونتوب اليه و نعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا. أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة و نصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك اللهم فصل وسلم على حبيبنا المصطفى محمد بن عبد الله وعلى آله وصحبه و من اتبع هداه واستن بسنته واهتدى بهديه و جاهد في سبيل الله حق جهاده إلى يوم الدين. أما بعد فيا عباد الله…. أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته فقد فاز المتقون, فقال الله تعالى في كتابه الكريم وهو أصدق القـائلين أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102) وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103 (سورة آل عمران)

Kaum Musilimin Wal Muslimat Rahimakumullah…..

Di hari yang mulia ini, kita puji, kita agungkan, kita sucikan dan kita muliakan Allah, Tuhan Pencipta kita dan Pencipta alam semesta. Dalam kesempatan yang baik ini, sepantasnyalah kita bersyukur pada Allah atas segala limpahan rahmat, inayah dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga di pagi yang cerah ini, kita dapat hadir bersama di masjid yang mulia ini untuk melakukan ibadah shalat Iedul Fitri 1432 Hijriyah, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ibadah Ramadhan yang baru saja kita selesaikan.

Shalawat dan salam mari kita bacakan untuk Nabi Kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Allah terakhir yang menjadi teladan kita dalam menjalankan hidup dan kehidupan di dunia ini. Tanpa meneladani Beliau, kita tidak akan selamat dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat kelak. Beliau adalah Nabi dan Rasul Allah terakhir. Tidak ada nabi atau rasul setelah Beliau. Bagi yang mengklaim menjadi nabi atau rasul Allah setelah kenabian dan kerasulan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kebohongan yang nyata. Meyakininya akan merusak makna dua kalimat syahadat yang sudah kita ikrarkan. Dengan demikian, maka iman dan islam kita juga menjadi rusak dan batal. Nau’dzubillahi minzalik…

Kaum Musilimin Wal Muslimat Rahimakumullah…..

Sesungguhnya semua ibadah yang Allah syari’atkan untuk manusia bertujuan membentuk mereka menjadi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya. Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21)

Wahai manusia, sembahlah Tuhan Penciptamu dan Pencipta orang-orang sebelum kamu agar kamu berTaqwa. (QS. Al-Baqarah [2] : 21)

Imam Raghib Al-Ashfahani menjelaskan definisi Taqwa kepada Allah ialah menjaga diri dari perbuatan dosa dengan meninggalkan apa saja yang dilarang-Nya. Ketaqwaan seseorang akan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dibolehkan Allah padanya, khususnya apabila menimbulkan ekses negatif dalam diri seperti kebanggaan, riya’, lalai mengingat Allah dan sebagainya. Taqwa kepada Allah pada hakikatnya ialah menjunjung tinggi semua perintah Allah yang dijelaskan-Nya dalam Al-Qur’an dan dijelaskan Rasul Saw. dalam Sunnah Beliau. Pada waktu yang sama, meninggalkan semua yang dilarang Allah sebagaimana yang dijelaskan-Nya dalam Al-Qur’an dan dijelaskan pula oleh Rasul Saw. dalam Sunnah Beliau.

Jika setiap individu Muslim di negeri ini, atau mayoritas Muslim di negeri ini bertaqwa kepada Allah, maka akan terbentuk masyarakat Taqwa. Bila masyarakatnya sudah menjadi masyarakat Taqwa Kepada Allah, maka pemerintahannya juga akan menjadi pemerintahan Taqwa Kepada Allah. Sebab itu, kita merindukan lahirnya masyarakat Taqwa Kepada Allah di negeri ini yang mayorits penduduknya Muslim, sehingga pemerintahannyapun menjadi pemerintahan Taqwa Kepada Allah ’Azza Wajalla.

Jika ada yang bertanya : Kenapa kita merindukan masyarakat Taqwa Kepada Allah? Kenapa bukan masyarakat maju ekonomi, sains dan teknologi seperti masyarakat Eropa, Amerika, Jepang dan lain sebagainya? Jawabannya ialah :

SATU. Jaminan keberkahan hidup seseorang dan suatu negeri dan keselamatan penduduknya dari azab Allah di dunia dan di akhirat hanya jika mereka bertaqwa kepada Allah. Keberkahan hidup akibat Taqwa kepada Allah itu mencakup solusi problematika kehidupan, kemajuan sarana hidup, keamanan dan keselamatan diri dan negeri. Keselamatan di dunia ialah terhindar dari berbagai krisis, bencana dan azab yang Allah timpakan. Sedangkan keselamatan akhirat adalah selamat dari azab neraka dan dimasukkan Allah ke dalam syurga-Nya. Allah berfirman :

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96) أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ (97) أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ (98) أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (99) أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ (100) تِلْكَ الْقُرَى نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَائِهَا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِ الْكَافِرِينَ (101) وَمَا وَجَدْنَا لِأَكْثَرِهِمْ مِنْ عَهْدٍ وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ (102)

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan berTaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(96) Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?(97) Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha (matahari sepenggalahan naik) ketika mereka sedang bermain?(98) Maka apakah mereka merasa aman dari makar Allah (azab yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.(99) Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?(100) Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu (Muhammad). Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir.(101) Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.(102) (QS. Al-A’raf [7] : 96 – 102)

DUA. Allah telah menetapkan Taqwa kepada-Nya sebagai standar penilaian-Nya terhadap manusia. Allah tidak jadikan harta, kedudukan, pangkat, kekuasaan dan acuan materi lainnya dalam memuliakan hamba-Nya, melainkan berdasarkan Taqwa kepada-Nya. Sebab itu, orang yang paling mulia di sisi Allah, adalah orang yang paling baik kualitas Taqwanya. Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)

Wahai sekalian manusia. Sesungguhnya Kami ciptakan kamu sebagai laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan beraneka suku agar kalian mudah untuk saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah yang paling baik Taqwanya. (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

الله أكبر, الله أكبر , الله أكبر كبيرا, و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا, لا اله الا الله, الله أكبر , الله أكبر و لله الحمد…..

Kaum Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah…

Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa juga Allah jadikan sebaik-baik pakaian kita di dunia, sebagaimana firman-Nya :

يَا بَنِي آَدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (26)

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian Taqwaitulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’raf [7] : 26)

Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa juga Allah jadikan sebaik-baik bekal kita dalam menuju Allah dan ridha-Nya, sebagaimana firman-Nya :

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ (197)

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh lagi berkata kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS. Al-Baqarah [2] : 197)

Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa juga Allah jadikan sebaik-baik landasan pembangunan sarana ibadah dan berbagai bentuk pembangunan sarana hidup lainnya, sebagaimana firman Allah :

لا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ (108)

Janganlah kamu berdiri (shalat) dalam masjid (yang didirikan oleh kaum munafik) itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah [9] : 108)

Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa juga Allah jadikan dasar penerimaan kurban dan berbagai bentuk pengorbanan lainnya, sebagaimana firman-Nya :

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آَدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآَخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27)

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!.” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Maidah [5] : 27)

Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka kalimat Taqwa (لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ) juga Allah jadikan ikatan dan sekaligus lambang kebanggaan masyarakat Mukmin, bukan harta, kesukuan, warna kulit dan ikatan jahiliyah lainnya, sebagaimana firman-Nya :

إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (26)

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (kebanggaan) kesombongan jahiliyah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka (kebanggan pada) kalimat-Taqwa (لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ) dan mereka adalah yang paling berhak dengan kalimat Taqwa itu dan patut memilikinya. Dan Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Fath [48] : 26)

Karena Taqwa itu adalah standar kualitas hidup dan kemuliaan seorang hamba, maka Taqwa itu adalah milik Allah dan Dialah yang paling berhak untuk kita bertaqwa atau taati semua sistem-Nya, sebagaimana firman-Nya :

وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ هُوَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ (56)

Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) Tuhan Pemilik Taqwa yang patut (kita) bertaqwa kepada-Nya dan berhak memberi ampunan. (QS. Al-Muddats-tsir [74] : 56)

الله أكبر, الله أكبر , الله أكبر كبيرا, و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا, لا اله الا الله, الله أكبر , الله أكبر و لله الحمد…..

Kaum Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah…

Sesungguhnya Taqwa kepada Allah adalah nilai (value) yang tertinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Di samping itu, Taqwa adalah anugerah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang Mukmin agar terbuka pintu keberkahan-Nya kepada mereka selebar-lebarnya dan pada waktu yang sama agar mereka terproteksi dari murka dan azab-Nya. Selain nilai Taqwa kepada Allah adalah kebohongan, kepalsuan dan fatamorgana. Oleh sebab itu, di hari yang mulia ini, sepantasnya kita bertanya pada diri kita masing-masing : Sudah sejauh mana nilai-nilai Taqwa kepada Allah kita pahami dan implementasikan dalam diri dan kehidupan kita sehari-hari?

Ketahuilah wahai kaum Muslimin rahimakumullah! Hidup dan kehidupan yang terlepas dari Taqwa kepada Allah bukan hanya kehidupan yang sia-sia, akan tetapi menanggung resiko yang sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Faktanya, seperti yang kita saksikan saat ini. Betapa kehancuran sudah melanda semua sisi kehidupan kita. Kehancuran moral dengan pola hidup hedonisnya. Kehancuran ekonomi melaui sistem kapitalis ribawi dan materialisnya. Kehancuran dunia pendidikan, hukum dan perundang-undangan dengan sistem sekularnya. Krisis politik dan kepemimpinan dengan menghalalkan segala cara. Korupsi, hedonisme dan narkoba sudah menjadi gelombang angin topan yang sangat keras yang sedang menghantam negeri kita yang mayoritas penduduknya Muslim.

Itulah bahaya dan wabah multidimensi yang sedang melanda negeri ini, semakin hari semakin mengerikan. Akibatnya, kezaliman terjadi dalam banyak lapangan kehidupan. Kezaliman politik yang selalu mendiskreditkan dan menzalimi umat Islam yang ingin menerapkan nilai-nilai Islam secara utuh dan konsisten di negeri yang mayoritas Muslim ini. Padahal semua tahu bahwa negeri ini dimerdekakan dari kolonial Eropa dan Jepang dengan teriakan Allahu Akbar. Demikian pula kezaliman politik dan ekonomi yang telah menyebabkan masyarakat bawah (grass root) hidup menderita dalam kemiskinan dan kebodohan secara turun temurun. Kezaliman hukum dan perundang-undangan yang telah mengakibatkan negeri ini kehilangan keadilan. Hukum hanya berlaku bagi masyarakat lemah, sedangkan yang kuat dibiarkan melenggang kesanadan kemari. Kezaliman pendidikan yang telah menyebabkan generasi kita menjadi generasi sekular, hedonis, tersesat dari tujuan hidup dan jauh dari ajaran Islam. Kezaliman media yang telah menciptakan masyarakat dan generasi muda kita kehilangan orientasi hidup, akhlak mulia dan tenggelam dalam lautan syahwat dan hedonisme.

Sebab itu, saatnya kita jadikan Taqwa kepada Allah sebagai jantung kehidupan negeri ini dan menjadi acuan kehidupan agar umat Islam dan semua penduduknya tidak lebih lama lagi tersesat dan terlunta-lunta di padang pasir kesesatan sebagaimana yang dialami sebelumnya oleh kaum bani Israel yang terlunta-lunta di gurun Tih, dan bahkan sampai hari kiamat.

Adapun impelementasi Taqwa dalam kehidupan adalah dengan menerapkan semua sistem ibadah yang telah disyari’atkan Allah untuk kita, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan sistem ibadah tersebut mencakup semua sisi kehidupan kita dan tidak ada satupun yang terlupakan atau terlewatkan:

  1. Sisi Keimanan atau akidah yang didasari rukun iman yang enam.
  2. Sisi Ibadah mahdhah yang mencakup rukun Islam yanglima.
  3. Sisi Syari’ah (hukum dan perundang-undangan) yang mencakup hukum pidana dan perdata, politik pemerintahan; kepala negara, politik dalam dan luar negeri, hubungan internasional (dengan negeri-negeri kafir), ekonomi, keamanan (jihad), pendidikan, seni, budaya dan seterusnya.
  4. Sisi Akhlak yang berfungsi sebagai finishing touch dari tiga poin sebelumnya sehingga dalam penerapannya menjadi indah, efektif, penuh keadilan, terlepas dari kezaliman, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Allah mengisyaratkan empat (4) hal tersebut dalamsuratAl-Baqarah ayat 177 – 184:

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآَتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (177) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنْثَى بِالْأُنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ (178) وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (179) كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ (180) فَمَنْ بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (181) فَمَنْ خَافَ مِنْ مُوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (182) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183) أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (184)

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang berTaqwa.(177) Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash (hukum pidana) berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih (178) Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu berTaqwa.(179) Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat (hukum waris) untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang berTaqwa.(180) Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(181) (Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(182) Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,(183) yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.(184).

Dari delapan (8) ayat yang Allah sampaikan secara berurutan tersebut terlihat dengan jelas bahwa Allah menciptakan empat sistem kehidupan manusia yang saling terkait dan terintegrasi, tidak mungkin bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Karena target utama dari empat sistem ubudiyah tersebut sama-sama bertujuan membentuk karakter taqwa pada Allah bagi manusia-manusia yang telah melandasinya dengan konsep Tauhid.

Hal ini sesuai dengan misi penciptaan manusia dan kehadirannya di atas muka bumi ini, sebagaimana yang Allah tetapkan dan jelaskan :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecual untuk beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat [51] : 56)

Karena Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya, maka sangat logis jika Allah sebagai Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa, Maha Berilmu dan Maha Bijaksana, menciptakan semua sistem hidup yang diperlukan manusia dengan sempurna dan lengkap seperti yang dijelaskan sebelumnya. Semua sistem tersebut bertujuan membentuk karakter Taqwa bagi kaum Mukmin agar mereka meperoleh kucuran keberkahan-Nya dalam kehidupan di dunia ini dan terhindar pula dari krisis dan azab-Nya di dunia dan akhirat.

الله أكبر, الله أكبر , الله أكبر كبيرا, و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا, لا اله الا الله, الله أكبر , الله أكبر و لله الحمد…..

Kaum Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah…

Ibadah Ramadhan yang baru saja kita jalankan sebulan penuh dan berulang-ulang setiap tahun itu sangatlah istimewa dalam pembentukan karakter taqwa bagi kaum Mukmin. Jika dilaksanakan dengan baik, maksimal dan dilandasi iman dan ihtisab, maka dijamin mampu mengkondisikan lahirnya individu-individu Taqwa kepada Allah yang pada akhirnya akan terbentuk masyarakat Taqwa kepada Allah.

Paling tidak ada tiga hal yang menyebabkan ibadah Ramadhan itu efektif dalam pembentukan karakter Taqwa dalam diri kita :

  1. Ibadah Ramadhan itu berfungsi sebagai manajemen informasi, yaitu melalui interaksi dengan Al-Qur’an. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa di bulan Ramadhan Allah turunkan Al-Qur’an pertama kali sehingga bulan Ramadhan itu menjadi bulan yang penuh berkah dan malam turunnya Al-Qur’an menjadi bernilai lebih baik dari 1.000 bulan atau 83,33 tahun. Keberkahan malam dan bulan Ramadhan itu Allah tetapkan berlanjut sampai kiamat. Al-Qur’an menyebutnya dengan Lailatun Mubarokah dan Lailatul Qadr.

Allah menurunkan Al-Qur’an itu sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi manusia, atau disebut juga sebagai software Allah yang terbaik untuk otak manusia agar pemikiran mereka lurus dan benar. Jika otak kita diisi dengan software yang lurus dan benar, maka akan melahirkan produk-produk pemikiran yang lurus dan benar pula. Sedangkan indikasi pemikiran yang lurus ialah mengetahui dengan baik perbedaan antara hak dan batil, halal dan haram, keselamatan dan kehancuran, petunjuk dan kesesatan, kebaikan dan keburukan, hakikat Tuhan Pencipta dan tuhan-tuhan palsu, tauhid dan syirik, iman dan kufur, syukur dan ingkar nikmat. Mengerti hakikat Allah sebagai Tuhan Pencipta, hakikat alam semesta, hakikat manusia, kehidupan dunia, kehidupan akhirat, fakta-fakta ilmu pengetahuan dalam penciptaan laingit, bumi, manusia dan sebagainya serta fakta sejarah umat-umat terdahulu sejak Nabi Adam ‘Alihissalam sampai Nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wasallam, baik umat yang Allah muliakan dan mendapat limpahan keberkahan-Nya maupun yang Allah hancurkan dan musnahkan. Allah menjelaskan:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya Allah turunkan Al-Qur’an, sebagai petujuk hidup (hudan) untuk manusia dan penjelasan petunjuk hidup serta pembeda antara hak dan batil… (QS. Al-Baqarah [2] : 185)

Sebab itu, para ulama Islam menyebut Ramadhan itu adalah syahrul Qur’an atau bulan Al-Qur’an. Artinya, Ramadhan adalah bulan kesempatan terbaik bagi kita untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an secara intensif dan serius. Karena Al-Qur’an itu adalah software dan program yang dirancang Allah untuk kita install ke dalam otak kita yang berfungsi sebagai hardwarenya yang sangat unik dan memiliki sambungan jaringan saraf sekitar 2 milyar. Jika kita ingin memiliki otak yang cerdas dan istimewa, maka installlah softwarenya yang cerdas dan istimewa pula, yakni Al-Qur’an. Kalau kita install sowtware dan program selain yang Allah ciptakan, maka otak kita akan error (rusak) cara kerjanya dan pasti akan melahirkan produk pemikiran yang rusak pula seperti sekularisme, liberalisme, nasionalisme, kapitalisme, materialisme, sosialisme dan seterusnya.

Sebab itu tidak heran, jika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam membaca dan mempelajari Al-Qur’an setiap malam di bulan Ramadhan dengan Jibril. Para Sahabat Beliau juga meningkatkan interaksi mereka dengan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Sebagaimana kita ketahui, sebelum mereka masuk Islam dan berinteraksi dengan Al-Qur’an, pola fikir dan gaya hidup para sahabat itu sangatlah hina dan jahiliyyah. Namun setelah mereka menginstall software dan program Al-Qur’an ke dalam otak mereka, mereka berubah menjadi orang-orang jenius, istimewa, generasi Islam terbaik yang diliputi keberkahan dan kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Kalau kita ingin sampai meraih kebaikan apa yang mereka raih, maka jawabannya, berinteraksilah dengan Al-Qur’an sebagaimana yang mereka lakukan. Inilah yang ditekankan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pada kita :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya (HR. Imam Al-Bukhari dan Muslim)

SATU. Ibadah Ramadhan itu berfungsui sebagai manajemen hati (jantung) melalui berbagai amal ibadah yang kita lakukan, khususnya ibadah Qiyam (shalat taraweh dan shalat malam lainnya). Barangkali kita bertanya: Apa kaitan semua amal ibadah itu dengan manajemen hati (jantung) kita? Jantung adalah alat canggih dan vital kedua yang Allah ciptakan dalam diri kita setelah otak. Secara fisik, jantung berfungsi untuk memompa darah sehingga darah mengalir ke seluruh anggota tubuh kita. Namun secara psikis, jantung (hati) adalah tempat bersemayamnya iman dan taqwa kepada Allah. Jika otak kita berfungsi sebagai hardware bagi program atau software Allah yang bernama Al-Qura’an, maka jantung juga berfungsi sebagai hardware bagi sistem keimanan dan semua sifat batin yang Allah ciptakan untuk kita. Artinya, software dan program yang cocok untuk jantung (hati) kita hanya sistem keimanan dan taqwa yang medianya melalui sistem ibadah yang Allah ciptakan.

Sebab itu, ibadah sangat erat kaitannya dengan keimanan pada Allah, taqwa kepada Allah, tawakkal kepada Allah, percaya penuh (tsiqah) pada Allah, yakin kepada kekuasaan dan kebesaran Allah, takut akan murka dan azab Allah, berharap rahmat Allah dan seterusnya. Iman, taqwa, tawakkal, percaya penuh (tsiqah), yakin, takut, berharap dan semua sifat batin lainnya letaknya dalam jantung (hati) kita. Sedangkan iman dan berbagai sifat positif batin tersebut mengalami pasang surut, sehat dan sakit, bertambah dan berkurang dan bahkan mengalami kematian.Paraulama menjelaskan bahwa iman dan semua sifat positif batin tersebut akan bertambah atau sehat dengan berbagai ibadah yang kita lakukan. Sebaliknya, sifat-sifat positif batin, khususnya keimanan dan ketaqwaan akan turun kualitasnya atau sakit dan bahkan bisa mati akibat dosa-dosa yang kita lakukan.

Di samping apa yang disebutkan di atas, berbagai ibadah yang kita lalukan dalam bulan Ramadhan berfungsi untuk meluruskan orientasi dan berbagai aktivitas hidup dari bermacam-macam menjadi hanya kepada Allah dan untuk Allah semata. Inilah inti komitmen yang selalu kita baca ketika membaca do’a iftitah dalam shalat :

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163)

Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Pencipta semesta Alam (162) Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (163) (QS. Al-An’am [6] : 162-163)

Agar berbagai ibadah tersebut berfungsi untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa, kita juga harus siap memenej ibadah bedasarkan aturan, sistem, dan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, baik tujuannya, caranya maupun skala prioritasnya. Berbagai ibadah Ramadhan akan kita rasakan manfaatnya bagi perbaikan sifat-sifat positif batin jika kita menej dan kerjakan berdasarkan tiga prinsip tersebut. Sebab itu, ibadah Ramadhan, khususnya Qiyam Ramadhan (sholat malam) adalah lambang kesiapan kita untuk berdiri dan mengemban semua amanah dan kewajiban yang Allah pikulkan ke pundak kita semasa kita hidup di dunia ini. Sebagai hamba Allah yang taat kepada-Nya, kita tidak punya pilihan selain memikulnya. Ini adalah bukti bahwa kita adalah hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, dengan mengharapkan segala kebaikan yang dijanjikan-Nya.

Sesungguhnya kewajiban ibadah yang diciptakan Allah untuk kita adalah sebuah karunia, kemuliaan dan keuntungan yang tidak pernah rugi, termasuk kewajiban memahami, mengamalkan, dan memperjuangkan program-program Al-Qur’an agar menjadi petunjuk hidup (hudan) kita dan manusia lainnya; ibadah shalat, pengorbanan dengan harta untuk mencari solusi kesulitan ekonomi masyarakat dan berbagai ibadah lainnya. Allah menjelaskan :

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yng Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharap perniagaan yang tidak akan merugi, (29) agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambahkan karunia-Nya kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (30) {QS. Fathir (35) : 29-30}

Ibadah Ramadhan juga mengajarkan kita untuk siap selalu mengikuti semua ibadah dan sistem hidup yang Allah syari’atkan dan Rasulullah contohkan bedasarkan urutan dan prioritasnya. Dalam Islam, ibadah-ibadah wajib atau fardhu harus didahulukan dari pada ibadah-ibadah sunnah/nafilah. Jangan sampai melaksanakan shalat taraweh di masjid lebih semangat dari pada melakukan shalat isya dan shalat-shalat fardhu lainnya, shalat iedul fitri dan iedul adh-ha lebih semangat ketimbang shalat jum’at dan shalat subuh di masjid. Jangan sampai infaq lebih semangat kita lakukan ketimbang menunaikan zakat dan begitulah seterusnya.

Dalam konteks ini, Qiyam Ramadhan mengajarkan dan melatih kita untuk mendahulukan amal-amal yang wajib dari amal-amal yang sunnah dan fardhu ‘ain sebelum fardhu kifayah. Namun demikian bukan berarti kita mencukupkan amal ibadah kita dengan ibadah-ibadah yang wajib saja dan tidak tertarik melakukan yang sunnah (nawafil). Keduanya harus kita kerjakan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh secara berurutan. Karena untuk mencapai kedekatan dengan Allah, kita harus terlebih dahulu melakukan ibadah-ibadah yang Ia wajibkan pada kita. Ini adalah tingkat dasar untuk sampai menjadi kekasih Allah. Sedangkan untuk meraih kasih sayang-Nya adalah dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah yang disyari’atkan-Nya, setelah terlebih dahulu melakukan ibadah-ibadah wajib. Kalau kita berhasil meraih kedekatan-Nya melalui ibadah-ibadah fardhu, kemudian dilanjutkan dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah, maka peluang meraih rahmat Allah, atau menjadi kekasih atau wali Allah sangatlah mungkin. Dalam sebuah hadist Qudsi di jelaskan :

إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

Sesungguhnya Allah berfirman: Barang siapa yang memusuhi wali-Ku maka sungguh Aku umumkan perang atasnya. Dan tidak ada (jalan) yang dilakukan hamba-Ku dalam rangka mendekatkan diri pada-Ku lebih aku cintai selain dari apa yang Aku fardhukan atasnya. Apabila hamba-Ku terus menerus melakukan pendekatan diri (taqarrub) kepada-Ku dengan amalan yang nawafil (sunnah) sampai Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarnya bila ia mendengar, penglihatannya bila ia melihat, tangannya bila ia memikul, kakinya apa bila ia berjalan dan apabila ia meminta pasti akan Aku kabulkan dan apabila ia meminta perlindungan pasti akan Aku lindungi. Tidak ada sedikitpun Aku melakukan sesuatu seperti keraguan-ku (mencabut) jiwa (nyawa) seorang Mukmin yang membenci kematian, sedangkan Aku tidak mau menyakitinya. (HR. Imam Bukhari).

DUA. Ibadah Ramadhan berfungsi sebagai manajemen syahwat (hawa nafsu) melalui shiyam (mengendalikan syahwat). Sebagaimana kita harus memenej informasi dan ibadah, maka syahwat harus pula dimenej dengan baik. Sebab pada dasarnya, syahwat itu memiliki karakter berlawanan dengan otak dan jantung. Syahwat cenderung mendorong kita melakukan kejahatan dan dosa, sebagaimana yang dikatakan Nabi Yusuf ‘Alaihissalam :

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ (53)

Dan aku tidak mampu membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhan Pencipta-ku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf [12] : 53)

Sebab itu, Allah ciptakan sistem kontrol atau manajemen syahwat melalui ibadah shiyam (puasa), karena pusat syahwat itu ada di dalam perut kita. Sebab itu, shiyam (puasa) Ramadhan adalah menahan diri dari makan, minum dan berhubungan seks sejak dari terbit fajar sampai tenggelam matahari selama sebulan penuh.

Pertanyaan berikutnya ialah : Kenapa orang-orang beriman diwajibkan Allah melakukan shiyam (puasa) selama satu bulan penuh? Kenapa pula sistem shiyam (puasa) itu harus dengan menahan diri dari tiga syahwat tersebut di siang hari, padahal di luar bulan Ramadhan di halalkan? Bahkan kalau dilanggar mendapat denda yang sangat berat, khususnya syahwat seks/kemaluan. Atau dengan kata lain : Apa hikmah di balik ibadah shaum (puasa dari syahwat makan, syahwat minum dan syahwat seks) itu?

Untuk menjawabnya, mari kita renungkan hadits Rasul Saw. berikut:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

Wahai pemuda! Siapa di antara kalian yang sudah memiliki kemampuan, hendaklah ia menikah karena sesungguhnya menikah itu merupakan cara terbaik untuk bisa menundukkan pandangan dan cara terbaik untuk memelihara kemaluan. Dan siapa yang belum memiliki kemampuan maka hendaklah ia perbanyak shaum, karena sesungguhnya manfaat shaum itu baginya adalah pemecah syahwat. (HR. Imam Muslim)

الله أكبر, الله أكبر , الله أكبر كبيرا, و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة وأصيلا, لا اله الا الله, الله أكبر , الله أكبر و لله الحمد…..

Kaum Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah…

Ibadah shaum (puasa) itu bukan trand atau musim, melainkan latihan/training menahan dan memenej tiga induk syahwat halal yang bersemayam dalam diri kita, agar kita kuat menghadapi dorongan dan tipu daya syahwat makan, minum dan syahwat seks yang haram. Sebab itu pula, Allah syari’atkan shaum itu sepanjang tahun seperti, shaum 6 hari bulan Syawal, Senin dan Kamis, ayyamul bidh (setiap tanggal 13, 14 dan 15) bulan hijriyah, shaum ‘Arofah, shaum ‘Asyuro, dan bahkan shaum Daud, berpuasa sehari dan berbuka pada hari berikutnya. Kendati demikian, Allah wajibkan shaum kepada kita kaum Mukmin di bulan Ramadhan saja.

Bila ketiga syahwat tersebut termenej dengan baik, yakni sesuai dengan sistem yang Allah ciptakan untuk kita, maka dorongan melakukan dosa dan berbagai penyimpangan moral lainnya secara otomatis beralih menjadi dorongan memperbanyak ilmu dari Al-Qur’an, Sunnah Rasul Saw. dan ilmu yang bermanfaat lainnya, mempertebal keimanan dan memperbanyak amal shaleh.

Perlu kita ketahui, bahwa syahwat itu adalah ujian dari Allah untuk kita karena Allah ciptakan secara built in dalam diri kita. Yang harus kita lakukan bukanlah membunuhnya, melainkan memenejnya agar syahwat tidak bisa mengendalikan kita. Syahwat itu juga ibarat pisau bermata dua. Kalau tidak bisa kita menej dengan baik sesuai sistem Allah dan Rasul-Nya, maka kita akan dijebak agar jatuh ke dalam lembah kehinaan, melebihi hinanya binatang ternak, sebagaimana yang Allah firmankan :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, karena mereka mempunyai jantung (hati), tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-‘Araf [7] : 179)

Sebaliknya, jika syahwat tersebut bisa kita menej dan kendalikan sehingga tidak terjatuh kepada yang diharamkan Allah, melanggar sistem Allah dan terhindar dari materialisme, maka secara otomatis derajat kita menjadi tinggi dan mulia di sisi Allah, baik di dunia, terlebih lagi di akhirat, sebagaimana yang Allah firmankan :

فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآَثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38) فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى (39) وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41)

Adapun orang yang melampaui batas atas sistem Allah (thaghut) (37) dan lebih mengutamakan kehidupan dunia (38) maka sesungguhnya neraka Jahim tempat tinggal(nya) (39) Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan mengendalikan keinginan hawa nafsunya, (40) maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya) (41) (QS. An-Nazi’at [79] : 37 – 41)

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa Taqwa kepada Allah adalah kunci keberkahan hidup dan keselamatan diri di dunia dan di akhirat. Ibadah Ramadhan yang datang setiap tahun, sangat efektif untuk membentuk karakter taqwa dalam diri kita jika kita lakukan dengan benar dan maksimal, khususnya terkait manajemen informasi bagi otak kita, manajemen ibadah bagi jantung (hati) kita dan manajemen syahwat bagi perut kita. Mari kita tutup khutbah kali ini dengan berdo’a kepada Allah, semoga Allah kabulkan permintaan kita, karena Dialah sebaik-baik penerima doa.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين, حمدا يوافي نعمه ويكافأ مزيده ياربنا لك المحمد ولك الشكر كما ينبغي لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك, اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Yaa Allah, Tuhan Pencipta manusia dan alam semesta!!! Melalui Kitab Petunjuk-Mu, Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Mu Muhammad saw, dan juga melalui nikmat akal dan jantung (hati) yang Engkau anugerahkan kepada kami, kami telah mengetahui dan mengakui bahwa alam jagad raya ini Engkaulah Penciptanya. Tiada sekutu bagi-Mu dalam penciptaannya. Sebab itu, tidaklah pantas dan tidak logis pula jika kami menyekutukan-Mu dalam ibadah, ketaatan dan berbagai sistem hidup yang kami jalankan…. Alam dunia ini Engkau ciptakan dari ketiadaan, maka pasti juga akan berakhir kepada ketiadaan serta Engkau akan ganti dengan alam Akhirat yang kekal abadi. Oleh sebab itu, berikanlah kepada kami ilmu, hikmah dan kefahaman, kesadaran dari lubuk hati yang ikhlas untuk meyakini Keagungan dan Kebesaran-Mu agar kami mampu menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah yang Engkau telah tetapkan. Kami sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara sebagai tempat kami berkarya, menegakkan kebenaran, keadilan dan memakmurkan bumi ini, serta menyelamatkan manusia agar tidak tersesat dari jalan-Mu yang benar.

Yaa Allah yang Maha Rahman!!! Rahmatilah kami melalui Al-Qur’an-Mu, jadikalah ia pemimpin, cahaya dan petunjuk hidup bagi kami. Yaa Allah, Ingatkan kami apa yang kami lupa dari Al-Qur’an. Ajarkan kepada kami kandungan Al-Qur’an yang belum kami ketahui. Berilah kami rezeki membaca dan menelaahnya di tengah malam, di awal dan di akhir siang… Jadikanlah Al-Qur’an itu hujjah (argumentasi), hiasan hati kami, penghapus kesedihan dan kepedihan kami dalam kehidupan di duni ini, wahai Tuhan Pencipta alam semesta.

Yaa Allah yang Maha Baik!!! Perbaikilah pemahaman kami terhadap Islam (sistem hidup) yang Engkau turunkan untuk mengatur tata cara kehidupan kami di dunia ini. Perbaiki pula kondisi kehidupan duniawi kami. Dan perbaiki juga bagi kami bekal untuk Akhirat yang akan menjadi tempat tinggal akhir kami. Jadikanlah kehidupan ini bagi kami sebagai ajang berlomba menggapai segala kebaikan. Hindarkan pula kami dari berbagai prilaku buruk dalam kehidupan ini. Dan jadikanlah kematian itu sebagai cara menghentikan kami dari segala kejahatan.

Yaa Allah yang Maha Rahim!!! Jadikanlah sebaik-baik umur kami adalah akhirnya, sebaik-baik amal kami adalah penutupnya dan sebaik-baik hari kami adalah ketika kami berjumpa dengan Engkau…Yaa Allah!!! Perbaiki akhir segala urusan kami… Hindarkanlah kami dari kehinaan dunia dan kesengsaraan Akhirat…

Yaa Allah Yaa Rohmaan… Anugerahkanlah kepada kami rasa takut pada-Mu yang menjadi dinding pemisah antara kami dengan maksiat kepada-Mu… ketaatan pada-Mu yang menyampaikan kami ke syurga-Mu… keyakinan pada-Mu yang meringankan kami dalam menghadapi musibah dan berbagai persoalan hidup kami…Anugerahkan pula kepada kami kenikmatan penglihatan, pendengaran dan kekuatan fisik selama kami masih Engkau berikan jatah hidup di dunia ini…Jadikanlah kenikmatan itu sebagai kekayaan warisan kami… Balaslah dendam kami pada orang yang menzalimi kami… Tolonglah kami terhadap orang-orang yang memusuhi kami… Dan janganlah Engkau jadikan kehidupan dunia ini sebagai tumpuan harapan kami yang paling utama, dan tidak pula konsentrasi utama ilmu kami… dan jangan Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami dan tidak pula takut kepada-Mu…

Yaa Allah yang Maha Pengampun!!! Janganlah kiranya Engkau biarkan dosa-dosa kami yang hadir pada sholat Eid hari ini, kecuali telah Engkau ampunkan…demikian pula dengan dosa dan kesalahan seluruh umat Islam kapan saja dan di mana saja mereka berada. Tiada kesedihan kami kecuali Engkau hapuskan… Tiada hutang kami kecuali Engkau lunasi…Tiada kebutuhan duniawi dan ukhrawi kami kecuali Engkau penuhi…Yaa Arhamarraahimiin…

Yaa Allah Tuhan semesta alam, penguasa jagad raya dan berkuasa atas segala sesuatu. Perbaikilah pemimpin negeri ini, bimbing mereka ke jalan-Mu. Perbaiki pula kondisi SDM, ekonomi, politik, akhlak, budaya dan pendidikan negeri kami agar kami bisa segera keluar dari krisis multi dimensi yang berkepanjangan ini. Kalau tidak Engkau limpahkan kepada kami kasih sayang-Mu, cepat atau lambat, pasti kami dan negeri kami mengalami kehancuran. Kami sadar, betapa besarnya dan banyaknya tanda dan fakta yang mengisyaratkan bahwa negeri kami sedang menuju kehancuran…. Sebab itu, di hari kemenangan seperti ini sepantasnya kami bergembira. Namun kami tidak bisa bergembira, melainkan berduka dan bersedih hati sebagai bukti kami menyadari kondisi kami dan kondisi negeri kami yang sesungguhnya, kendati di antara kami dan di antara pejabat negeri kami dan pengusaha Muslim negeri kami masih saja tertawa terbahak- bahak, tanpa menyadari sistuasi dan kondisi yang sesungguhnya…

Yaa Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang… Terimalah semua amal ibadah kami yang kami lakukan di bulan Ramadhan 1432 H yang baru saja kami lewatkan. Jadikanlah semua amal ibadah itu sebagai timbangan kebaikan kami di akhirat kelak, di padang mahsyar di mana di sana Engkau akan tentukan nasib terakhir kami apakah kami pantas masuk syurga-Mu atau ke neraka-Mu. Kami sadar amal kami tidak sebanding dengan nikmat yang Engkau berikan kepada kami. Namun kami juga berharap Engkau hindarkan kami dari neraka-Mu dan dengan ridha-Mu Engkau masukkan kami ke dalam syurga-Mu.

Yaa Allah Tuhan yang berhak disembah dan dicintai… Ampunilah segala dosa kami, dan juga dosa kedua orang tua kami. Limpahkan kasih sayangmu kepada mereka sebagaimana mereka menyayangi kami di waktu kami masih kecil.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan Pencipta kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

آمين يارب العالمين, والحمد لله رب العالمين

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

sumber : eramuslim.com