Kamis, 21 April 2011

Kanker Sumsum Tulang Belakang Penyakit Langka

INILAH.COM, Jakarta - Kanker sumsum tulang belakang atau multiple myeoma yang didera penyanyi legendaris Franky Sahilatua masuk kategori kanker darah yang menyerang pusat kekebalan tubuh.


Inilah salah satu penyakit terlangka di dunia. Bayangkan hanya 2-3 orang per 100.000 jiwa saja yang mungkin terkena kanker ganas ini. Penyebab dan obatnya pun belum ditemukan.

Penyakit ini banyak menyerang pria dan wanita dengan perbandingan 3:2, kulit hitam lebih sering terkena dibanding kulit putih, dan biasanya ditemukan pada usia di atas 40 tahun. Kasus pada penderita yang berusia kurang dari 40 tahun di bawah tiga persen.

Studi terbaru belum memastikan penyebab kanker sumsum tulang belakang ini. Namun ada beberapa faktor risiko berkembangnya myeloma, seperti paparan bahan kimia atau kuman, perubahan gen, dan kegemukan.

Kasus kanker tulang belakang yang paling banyak terjadi adalah metastasis, yaitu kanker berasal dari bagian lain dari tubuh dan menyebar ke tulang belakang. Ketika kanker menyebar atau berasal di daerah ini, biasanya mempengaruhi satu atau lebih bagian tulang belakang.

Jika seseorang mengembangkan kanker tulang belakang, baik primer atau skunder, ia akan menunjukkan gejala penyakit berbeda. kanker tidak hanya merusak tulang-tulang belakang tetapi juga merusak sumsum tulang belakang penderitanya.

Gejala dan perkembangannya

Tanda paling umum dari kanker tulang di tulang belakang adalah nyeri pada leher atau punggung. Rasa sakit akan terus-menerus dan disertai gejala lainnya. Nyeri ini bisa hanya di daerah belakang, bisa juga menyebar ke anggota badan lain.

Pengembangannya tergantung hanya pada lokasi pertumbuhan abnormal. Jika kanker menyebabkan sejumlah kecil peradangan dan iritasi, rasa sakit biasanya tetap di belakang.

Jika kanker menekan saraf, rasa sakit berdifusi keluar ke "dahan" yang terkait. Tidak peduli sumber rasa sakit, kanker tulang belakang menyebabkan ketidaknyamanan kronis.

Kanker tulang belakang juga dapat menyebabkan inkontinensia. Gejala ini sangat mirip dengan kelemahan, karena tekanan pada saraf tertentu dalam tulang belakang yang bertanggung jawab untuk mengontrol kinerja kandung kemih dan usus.

Jika impuls terganggu, dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol kandung kemih mereka, usus, atau keduanya.

Perkembangan sel kanker diawali dengan pertumbuhan sel plasma, yang merupakan salah satu bagian dari sel darah putih dalam sumsum tulang yang tidak normal. Sel plasma itu dalam kondisi normal diperlukan, karena menghasilkan protein yang disebut antibodi, sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh.

Pada penderita myeloma, sel plasma melebihi kadar normal. Dari lima persen sel plasma yang seharusnya ada di sumsum tulang, pada penderita kanker ini kadarnya bisa dua kali lipat.

Sel plasma yang abnormal ini tidak hanya berdiam di sumsum, tapi juga pada bagian tubuh lain, dan kerap ditemukan di tulang panggul, tulang rusuk, serta tulang tengkorak-karena itu disebut multiple myeloma. Antibodi yang dihasilkan pun ikut meningkat.

Antibodi yang abnormal tadi terkumpul di dalam darah atau air kemih, kadang ditemukan juga di daerah selain tulang, misalnya di paru dan organ reproduksi. Pecahan dari antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) kerap terkumpul di ginjal, merusak dan memicu gagal ginjal.

Selain itu, penderita mengalami anemia, karena sel normal penghasil sel darah merah di sumsum tulang belakang tergeser oleh sel yang tidak normal. Darah yang mengental (sindroma hiperviskositas) pun bisa mempengaruhi aliran darah ke otak, kulit, jari tangan dan kaki, serta hidung.

Seiring perkembangan kanker tulang belakang, seseorang mungkin menderita kelumpuhan. Tergantung pada beratnya kanker, kelumpuhan dapat diisolasi untuk satu anggota badan.

Ukuran dan lokasi pertumbuhan menentukan jumlah kelumpuhan, karena kanker bisa sampai ke titik di mana saraf tampaknya putus atau lesi telah terbentuk pada saraf itu sendiri.

Pengobatan myeloma seperti kemoterapi yang dilakukan hari-hari ini sebatas mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasinya, memperlambat perkembangan penyakit, dan menghancurkan sel plasma yang abnormal.

Selain kemoterapi, terapi sel punca (stem cell) dikenal sebagai cara meredam kanker sumsum tulang belakang. Kanker yang sudah hilang itu bakal muncul lagi. [mor]

sumber : http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1442152/kanker-sumsum-tulang-belakang-penyakit-langka

Tidak ada komentar: