Selasa, 05 Juli 2011

Siapapun Kita, Pasti Akan Kembali Kepada-Nya

Oleh : Cahyadi Takariawan

Siapapun kita, apakah wartawan, penyanyi, da’i, politisi, aktivis anti-korupsi, aktivis dakwah, dalang, pemimpin spiritual, pemuka adat, atlet, hakim, penulis, sastrawan, budayawan, atau apapun atribut kita, semua pasti akan kembali kepada-Nya. “Cukuplah kematian sebagai pemberi peringatan”, demikian sabda Nabi.

Episode Pertama

Wartawan senior Rosihan Anwar meninggal dunia Kamis 14 April 2011 jam 08.15 WIB di Rumah Sakit Metropolitan Media Center (MMC) Jakarta dalam usia 89 tahun. Pak Ros, demikian panggilan akrab Rosihan Anwar di kalangan pers, belum lama ini menjalani operasi bedah (by pass) jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta.

Rosihan Anwar selama ini dikenal sebagai wartawan lima zaman. Ia telah menjadi penulis sejak zaman penjajahan Belanda sampai sekarang. Di usia senja, ia masih aktif mengirimkan tulisan ke media massa dan menulis buku. Buku terakhir yang dia tulis adalah Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jilid IV, November 2010. Ia juga menuliskan memoar kehidupan cintanya dengan sang istri dengan judul yang sudah disiapkan, Belahan Jiwa, Memoar Rosihan Anwar dengan Siti Zuraida.

Episode Kedua

Penyanyi kondang Franky Hubert Sahilatua meninggal dunia pada Rabu 20 April 2011 pukul 15.15 WIB di RS Medika Permata Hijau Jakarta. “Pemakaman dilakukan pada hari Jumat (22/4) di Tanah Kusir,” kata adik almarhum Franky Sahilatua, Jane Sahilatua, di Jakarta Rabu malam.

Jane mengatakan pihak keluarga telah ikhlas dengan kepergian Franky. “Keluarga telah ikhlas demi kebaikannya karena selama ini dia telah banyak menderita karena penyakitnya,” katanya. Jane juga menambahkan, dirinya kerap menemani sang kakak selama di rumah sakit. “Saat dirawat di rumah sakit, Franky sering bernyanyi,” katanya.

Franky dalam dua tahun terakhir dikabarkan telah mengidap sakit kanker sumsum tulang belakang. Sebelumnya Franky juga pernah mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura.

Episode Ketiga

Koordinator Government Watch (Gowa) Farid Faqih meninggal dunia Kamis 5 Mei 2011, di Jakarta. Farid terkena serangan jantung. “Meninggal sekitar pukul 13.00 WIB,” kata petugas kamar jenazah RS TNI Angkatan Laut Dr Mintohardjo, Kamis 5 Mei 2011.

Saat tiba di rumah sakit, aktivis anti-korupsi itu dibawa oleh mobil ambulans dan langsung ditangani Unit Gawat Darurat. Namun jiwa sudah tidak tertolong lagi.

Episode Keempat

Indonesia kembali kehilangan salah satu seniman senior, Ki Timbul Hadiprayitno atau Mas Rio Cermo Menggala. Ki Timbul yang dikenal sebagai dalang wayang kulit Gagrag Ngayogyakarta meninggal dunia pada hari Selasa, 10 Mei 2011 pada pukul 01.25 WIB di kediamannya, di Dusun Panjangjiwo, Desa Patalan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Agus Wiyarto, salah seorang kerabat almarhum mengatakan, sebelum meninggal, dalang senior itu keluar masuk rumah sakit selama tiga bulan. Namun menjelang dipanggil Yang Maha Esa, almarhum memilih untuk dirawat di rumah kediamannya.

Episode Kelima

Nurul F. Huda, salah seorang penulis produktif dan aktivis Forum Lingkar Pena (FLP), meninggal dunia, Rabu 18 Mei 2011. Nurul menderita sakit sebagaimana yang dituangkan dalam bukunya yang terakhir, “Hingga Detak Jantungku Berhenti”. Nurul F. Huda memiliki kelainan jantung sejak kecil.

Erni, selaku teman dekat Nurul selama bertahun-tahun di Batam, mengaku sangat kehilangan. Apalagi baginya, Nurul adalah sosok penuh dengan ide-ide cemerlang, penuh cita-cita dan semangat yang meluap-luap. “Dia terus mengajarkan agar tetap berpikir positif walau dalam keadaan sesulit apapun,” ujar Erni.

Erni menambahkan, kepribadian Nurul yang supel, menjadikannya mampu bergaul dengan siapapun bahkan cepat diterima dikalangan manapun. Dalam berdialog atau berbicara dengan siapa pun itu, sosok Nurul selalu mampu menyesuaikan diri dan cepat menerima serta mengerti maksud orang tersebut.

Episode Keenam

Partai Keadilan Sejahtera kehilangan salah satu pendirinya yang meninggal karena kecelakaan mobil di Cirebon, 21 Mei 2011. Yoyoh Yusroh, anggota Komisi I DPR, wafat di Rumah Sakit Mitra Cirebon.

Jenazah tiba di rumah duka, kompleks perumahan DPR Kalibata, Jakarta Selatan, sekitar pukul 11.00 WIB. Selanjutnya, almarhum dimakamkan di Yayasan Ummu Habibah, Belendung, Tangerang.

“PKS sangat kehilangan sosok Ustadzah Yoyoh yang luar biasa. Beliau adalah anggota DPR yang sangat sederhana. Bahkan, memiliki 13 putra tidak menghalangi beliau untuk membaktikan diri,” kata Mahfudz Sidik, Sabtu, 21 Mei 2011.

Episode Ketujuh

Upacara serah terima jabatan sejumlah pejabat tinggi di jajaran Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dikejutkan dengan meninggalnya seorang calon Kepala Kejaksaan Negeri. Hery Sunaryo meninggal dunia menjelang detik-detik pelantikan dirinya menjadi Kajari Kota Tanjung Balai. Kajati Sumut, AK Basuni Masyarif menduga Hery meninggal karena serangan jantung.

“Sebelum acara pengambilan sumpah saya sempat berbicara dengan beliau. Wajahnya pucat dan terlihat tidak semangat seperti biasanya,” ujar Basuni, Kamis 26 Mei 2011.

Sesaat menjalang diambil sumpahnya, almarhum sempat pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, para undangan dan sejumlah pejabat tinggi yang akan dilantik, terkejut ketika mendapat laporan kalau Hery Sunaryo, sudah meninggal di dalam kamar mandi di lantai dua Gedung Kejati Sumut, Jalan AH Nasution, Medan.

Episode Kedelapan

Salah satu pahlawan bulu tangkis Indonesia masa lalu, Hadibowo Sutanto meninggal dunia akibat sakit kanker hati di RS Medistra, Jakarta, Selasa 7 Juni 2011. Hadibowo Sutanto meninggal dunia dalam usia 52 tahun setelah menjalani perawatan beberapa hari, sejak Sabtu lalu. Sebelumnya, sejak Januari silam ia sempat bolak balik ke Singapura untuk menjalani pengobatan.

Kelahiran Tegal, 4 Juni 1958, Hadibowo menjadi pahlawan saat menjadi bagian dari tim Indonesia merebut Piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur. Ketika itu ia berpasangan dengan Christian Hadinata, berhasil mengantar Indonesia merebut Piala Thomas dengan mengalahkan China 3 – 2. Pasangan Christian – Hadibowo menjadi penyelemat tim Indonesia yang saat itu tertinggal 1-2.

Episode Kesembilan

Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Herman Widyananda meninggal dunia pada pukul 06.30, Senin 20 Juni 2011, di Rumah Sakit MMC, Kuningan, Jakarta. Dalam keterangan resmi BPK, jenazah pria kelahiran Bangkalan, 28 Mei 1960 itu disemayamkan di rumah dinas, Jalan Denpasar No 17, Kuningan. Jenazah dimakamkan di TPU Karet Bivak, usai disalatkan.

Herman dilantik sebagai wakil ketua BPK pada 26 Oktober 2009. Sebelum masuk jajaran pimpinan BPK, Herman sempat menjadi anggota DPR. Ia duduk di Komisi XI.

Episode Kesepuluh

Dunia sastra dan budaya Indonesia kembali ditinggalkan salah seorang pegiat terbaiknya. Wisran Hadi, peraih penghargaan Federasi Teater Indonesia tahun 2010, meninggal akibat serangan jantung, Selasa, 28 Juni 2011 dalam usia 66 tahun.

Suami dari pewaris tahta Kerajaan Pagaruyuang Raudha Thaib ini meninggal saat menyelesaikan tulisan sekitar pukul 07.30 WIB di kediamannya Wisma Indah, Padang. Pendiri teater Bumi ini, dikenal sebagai salah seorang sastrawan dan budayawan senior. Sampai ditetapkan sebagai peraih FTI Award 2011, Wisran menerima penghargaan itu di tempat dia dibesarkan. Radar Panca Dahana langsung yang mengantarkan anugerah tertinggi di dunia teater ini ke Padang.

Wisran Hadi juga pernah tercatat sebagai peraih penghargaan South East Asia (SEA) Write Award tahun 2000 lalu. Anugerah ini didapat setelah menulis kumpulan naskah drama berjudul “Empat Orang Melayu”, yang berisi empat naskah drama: “Senandung Semenanjung”, “Dara Jingga”, ”Gading Cempaka”, dan ”Cindua Mato”. Wisran juga pernah menjadi dosen budaya di Universitas Kebudayaan Malaysia.

Episode Kesebelas

Pemimpin tertinggi Komunitas Bissu di Segeri, Sulawesi Selatan, Saidi bin Rudding atau lebih dikenal dengan Puang Matoa Saidi, 53 tahun, meninggal dunia, Selasa, 28 Juni 2011 sekitar pukul 15.30 di Rumah Sakit DR Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Lelaki dari Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, ini meninggal setelah menjalani perawatan di unit gawat darurat rumah sakit.

Narator utama pementasan teater, tari, dan musik I La Galigo ini sudah bolak-balik dirawat di beberapa rumah sakit sejak April lalu, antara lain di Rumah Sakit Umum Pangkep, Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, dan Infeksion Centre RS Wahidin. Puang Saidi juga sempat dirawat sebelum pementasan I La Galigo di Benteng Rotterdam pada akhir April 2011. Tapi, ia masih bisa tampil dalam pementasan yang disutradari Robert Wilson tersebut dalam keadaan tidak sehat. Setelah pementasan, ia kembali harus menjalani perawatan.

Semasa hidupnya, Puang Saidi melanglang buana dalam pementasan I La Galigo di berbagai kota di dunia. Ia berperan dalam pementasan itu sebagai pembaca sureq atau naskah yang diangkat dari epos masyarakat Bugis Kuno Kerajaan Luwu. Bissu merupakan semacam pendeta atau pemimpin spiritual zaman Bugis Kuno sebelum masuknya agama Islam di wilayah itu. Hingga sekarang, masih ada sebagian masyarakat Bugis yang percaya bahwa Bissu dapat menghubungkannya dengan leluhur dan mengabulkan segala keinginan atau permohonannya melalui doa menggunakan bahasa to rilangi’ atau bahasa orang langit.

Episode Keduabelas

Ayah kandung Gubernur Banten, TB H Chasan Sochib meninggal dunia 30 Juni 2011 pukul 03:55 WIB di Rumah Sakit Sari Asih, Serang. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Chasan Sochib yang juga Ketua Umum Kadin Banten dua periode tersebut sempat dirawat beberapa jam di RS Sari Asih.

Selain menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Banten, almarhum Chasan Sochib saat ini juga masih tercatat sebagai Ketua Umum Pendekar Banten.

Episode Ketigabelas

Dai kondang, Zainuddin MZ meninggal dunia, Selasa, 5 Juli 2011 setelah dirawat di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta. “Beliau meninggal jam 10.15 WIB tadi di RSPP,” kata kerabat Zainuddin, KH Mahdi.

Zainuddin MZ, sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit. “Sampai di rumah, keluarga langsung membawa ke RSPP karena pingsan,” kata Mahdi. Menurut dia, Zainuddin menderita beberapa penyakit, “Beliau, sakit gula darahnya kambuh, naik. Jantungnya juga kambuh”.

Zainuddin Muhammad Zein begitu nama lengkapnya lahir di Jakarta tanggal 2 Maret 1951. Beliau menyelesaikan semua sekolahnya di Jakarta dan menyelesaikan strata satu di Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta. Zainuddin mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Episode Keempatbelas

Mungkin siapa saja di antara kita. Maka mari selalu mempersiapkan bekal untuk kembali kepada Allah, karena waktunya tidak pernah diberitahukan kepada kita sebelumnya.

sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1338#more-1338

Tidak ada komentar: