Ketika bersama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dalam suatu peperangan yang terkenal , Muadz ra bercerita, “Aku bersama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, lalu aku mendekatkan unta kenderaanku kepada unta kenderaannya”. Muad ra berada di dekat Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam.
Ketika rombongan sedang berjalan Muadz ra sedang menyendiri bersama Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Dapat dibayangkan, jika seandainya berada dalam kerumuman ribuan pasukan, kemudian anda mempunyai kesempatan untuk menyendiri dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, pembaca risalah, petunjuk, di tengah perjalanan, hanya anda dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam?
Ketika Muadz ra menyendiri bersama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam, Muadz ra bermaksud mengajukan pertanyaan yang besar kepadanya atau mengajukan salah satu pertanyaan yang paling besar dalam sejarah manusia. Adapun ahli dunia pasti akan bertanya atau mengajukan pertanyaan yang paling besar dalam sejarah manusia.
Adapun ahli dunia psti akan bertanya untuk kepentingan dunianya dan ahli kedudukan pasti akan bertanya untuk kepentingan kedudukannya.
Firman Allah Ta’ala :“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sisa-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS : Hud : 15-16)
Muadz ra mendekat kepada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dan demikian pula sebaiknya, dan dalam kesempatan yang sangat berharga ini Muadz ra meminta supaya diangkat menjad amir atau suatu kedudukan atau meminta agar Rasul Shallahu alaihi wa sallam memberinya banyak harta. Akan tetapi, Muadz menolak semaunya itu dan tiada yang ingin ditanyakannya kecuali pertanyaan yang besar untuk kepentingan akhirat.
emikian itu, karena manusia datang kepada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam sebagian dari mereka ada yang meminta harta, maka Rasul Shallahu alaihi wa sallam, maka Rasul Shallahu alaihi wa sallaml memberinya, ada yang meminta kedudukan, maka Rasul pun memberinya, dan sebagian yang lainnya lagi ada yang meminta keperluan lainnya, maka Rasul pun memberinya pula.
Allah berfirman :“Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu dan kemurahan Tuhanmu tidak dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya”. (QS : al-Israa’ : 20-21)
“Ambillah semua dunia kalian dan biarkanlah hatiku bebas merdeka lagi menyendiri. Karena sesungguhnya akau adalah orang yang palng banyak hartamu diantara kamu, meskipun kalian mengiraku sendirian lagi negatif”.
Rasul Shallahu alaihi wa sallam membagi-bagikan ghaniman perang Hunain yang menurut ahli sirah jumlahnya sebanyak 24.000 ekor kambing, 7.000 ekor unta, selain sapi, emas dan perak.
Akan tetapi Abu Bakar, Umar, Muadz, Ubay, Abu Dzar, dan Abu Hurairah, tiada seorangpun dari mereka yang memintanya. Tiada lain yang datang meminta hanyalah orang-orang yang baru masuk Islam. Mereka datang kepada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam yang meminta bagian darinya. Kalbu mereka masih memerlukan penyempurnaan dalam hal ketauhidan, keimanan, dzikir, dan amal shalih.
Hakim ibn Hizam datang, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, berilah aku. “Beliau menjawab, “Tidakkah engkau lihat kumpulan ternak kambing yang ada diantara kedua bukit itu? Semuanya boleh kamu ambil”, maka Hakim pun mengambilnya.
Pada hari kedua Hakim datang lagi dan berkata, “Wahai Rasulullah, berilah aku”. Rasulullah, bersabda, “Ambillah ini”. Rasul Shalllahu alaihi wa sallam, memberinya. Pada hari ketiga dia datang lagi dan berkata, “Wahai Rasulullah, berilah aku”. Rasulullah memberinya 100 ekor unta lagi.
Pada hari keempat Hakim datang lagi, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, berilah aku “. Hakim ibn Hazim adalah salah seorang hartawan Makkah. Dialah yang mengelambui Ka’bah sendirian setahun. Sedang tahun lainnya dilakukan oleh penduduk Makkah secara ramai-ramai , maka Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam berpaling ke arahnya dan bersabda:
“Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini manis lagi hijau, tetapi tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”. (HR : Bukhari dan Tirmidzi)
Hakim lalu berkata, “Demi Allah, wahai Rasulullah, demi Allah, aku tidak akan berani meminta lagi kepada seorang manusia pun sesudah engkau”. Maksudnya, “Aku tidak akan meminta-minta lagi kepada orang lain sesudahmu”. Disebutkan hingga terhadap ‘athonya (gajinya) sendiri Hakim tidak mau memintanya kepada seorang pun diantara para Khalifah.
Abu Bakar ra memberinya atho’, tetapi Hakim menolak. Umar ra pun memberinya pula atho’, tetap Hakim tetap menolak.
Umar berkata, “Aku nyatakan kepada kalian semua, hai manusia, bahwa sesungguhnya Hakim telah kuberikan kepadanya, atho’nya, tetapi ia menolak, tidak mau menerimanya. Wallahu’alam.
sumber : http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/jangan-menjadi-peminta-minta.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar