Jumat, 25 Februari 2011

Karyawan Merpati Tuntut Pergantian Direksi

Penulis: Idha Saraswati W Sejati | Editor: Glori K. Wadrianto
Kamis, 24 Februari 2011 | 17:09 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Serikat Pekerja Merpati Airlines menuntut agar pemerintah segera mengganti jajaran direksi yang tengah memimpin maskapai pelat merah ini. Pergantian itu diperlukan guna menyelamatkan Merpati dari kebangkrutan.

Ketua Serikat Pekerja Merpati Indra Topan di Surabaya, Kamis (24/2/2011) menuturkan, PT Merpati Nusantara Airlines saat ini berada di ambang kebangkrutan. Indikasinya bisa dilihat dari laporan keuangan tahun 2010 dan sejumlah tunggakan pembayaran yang ditanggung Merpati. "Secara kasat mata, itu bisa dilihat di laporan keuangan. Tahun 2010, Merpati rugi sekitar Rp 24 miliar," katanya.

Selain kerugian tersebut, Indra mengatakan, selama Januari 2011 saja, Merpati sudah rugi lebih dari Rp 20 miliar. Selain itu, Merpati juga kesulitan membayar avtur sehingga berkali-kali mendapat peringatan dari Pertamina. "Yang saya tahu, tunggakan tagihan avtur mencapai Rp 15 miliar. Tapi ada informasi katanya Pertamina bilang tunggakan Rp 20 miliar," jelasnya.

Bukan hanya itu, Merpati juga kesulitan membayar tagihan listrik di hanggar pesawatnya yang berada di Surabaya. Kondisi tersebut membuat karyawan resah. "Kalau listrik di hanggar mati, kan pesawat tidak bisa terbang. Kalau sudah begitu karyawan bisa tidak gajian," tambahnya.

Melihat kondisi itu, karyawan Merpati Airlines berharap Pemerintah segera merombak jajaran direksi yang memimpin Merpati. Jika tidak segera diselamatkan, mereka khawatir Merpati akan benar-benar bangkrut sehingga nasib sekitar 1.300 karyawan tetap dan 500 karyawan kontrak dipertaruhkan.

Menurut Indra, kebangkrutan Merpati saat ini terjadi karena manajemen baru Merpati tidak mau melanjutkan program penyehatan yang diluncurkan pemerintah. Padahal pada saat mengikuti program tersebut, tahun 2009 lalu Merpati bisa mendapat laba Rp 16 miliar. "Begitu ganti manajemen, tahun 2010 Merpati kembali rugi. Kalau tidak percaya silahkan kirim akuntan publik untuk memeriksa keuangan Merpati," ujarnya.

Terkait soal tagihan listrik, General Manager PT Angkasa Pura I Juanda Trikora Harjo A mengatakan pihaknya memang mengirimkan surat tagihan ke Merpati. Meski begitu, pihaknya tidak bisa mengatakan Merpati menunggak membayar listrik. "Kami kirim surat itu kan untuk mengingatkan agar maskapai membayar, sebab sudah waktunya membayar kok belum ada tanda-tanda mau bayar. Selama ini setelah dikirimi surat ya biasanya membayar," jelasnya.

sumber : http://regional.kompas.com/read/2011/02/24/17092668/Karyawan.Merpati.Tuntut.Pergantian.Direksi


Tidak ada komentar: