Selasa, 29 Maret 2011

BI Rate Kemungkinan Naik Mei

Selasa, 29 Maret 2011 17:24 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia diperkirakan akan menahan diri untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate). Tingkat inflasi yang rendah dan cenderung deflasi sepanjang Maret hingga dua bulan ke depan akan menghambat rencana kenaikan BI Rate di akhir semester pertama 2011. Ekonom Standart Chartered Bank, Eric Sugandi menyatakan, BI diperkirakan akan menaikkan BI Rate hingga 7,25 persen di akhir 2011. "Kenaikan kemungkinan terjadi pada Mei dan Juni secara bertahap masing-masing 25 bps," tuturnya, Selasa (29/3).

Meskipun demikian, Eric menyatakan, terdapat sinyal bahwa BI tidak akan menaikkan BI Rate pada bulan-bulan tersebut. "Apalagi bila kecenderungan deflasi sejak Maret terus berlanjut di April dan Mei," katanya. Maka akan sangat mungkin BI menunda untuk menaikkan BI Rate. Sebelumnya, pada awal Maret, BI menunda untuk menaikkan BI Rate setelah menetapkan kenaikan sebesar 25 bps pada Februari. Hal ini disebabkan profil inflasi yang membaik mulai awal Maret.

Deflasi pada Maret mencapai minus 0,1 persen dan secara tahun ke tahun (yoy) mencapai 6,9 persen. "Ini disebabkan beberapa daerah sudah masuk masa panen," katanya. Kebijakan pemerintah untuk membebaskan bea impor dan penguatan rupiah juga menjadi faktor penentu deflasi. "Bila pemerintah tidak jadi melakukan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi dan harga minyak menurun, maka inflasi bisa dijaga di angka 6 hingga 6,5 persen," tuturnya.

Konsumsi rumah tangga pun menopang ekonomi Indonesia. "Meskipun inflasi naik tajam, namun konsumsi rumah terhadap bahan pangan tetap tinggi dan berkontribusi sebesar 45 persen dari PDB Indonesia," katanya. Selain itu, investasi langsung asing (FDI) pada 2010 belum semuanya masuk ke Indonesia. "Sehingga akan sangat mungkin, portfolio investor di Indonesia akan naik kencang dan membantu penguatan rupiah," katanya.

Tahun ini pun, perbankan dalam negeri akan lebih agresif melakukan eskpansi kredit. "Mood perbangkan sudah berubah," katanya. Tahun lalu, memang perbankan agak berhati-hati untuk menyalurkan kredit, namun sekarang perbankan nasional lebih optimis.

Apalagi setelah Bank Indonesia membuat kebijakan untuk mengumumkan suku bunga dasar kredit (LDR) untuk memacu pertumbuhan kredit. Penguatan rupiah akan meningkaktan daya beli dan membuat penetrasi kredit perbankan semakin besar. "Sehingga target kredit perbankan yang umumnya 20-25 persen bisa tercapai," katanya.

Ekspor komoditas pun akan semakin meningkat. Sebanyak 60 persen ekspor Indonesia adalah komoditas. "Meskipun ekspor bersih hanya berkontribusi 10 persen. Namun ini adalah sinyal yang baik bari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara itu, daya serap APBN tetap masih ada. Walaupun pembangunan infrastruktur tidak banyak," tandasnya.

Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: Fitria Andayani

sumber : http://www.republika.asia/berita/ekonomi/keuangan/11/03/29/lite8c-bi-rate-kemungkinan-naik-mei

Tidak ada komentar: