Selasa, 14 Juni 2011

Bidik Kredit Rp40 Triliun, UOB Jaga LDR di Level 95%

Dalam mendukung pertumbuhan kredit terhadap DPK tetap dalam level aman yang ditetapkan BI, Bank UOB Indonesia berupaya menjaga LDR di level 95%, dengan dukungan DPK yang dipatok mencapai Rp43 triliun untuk menopang kredit yang dipatok Rp40 triliun sampai akhir tahun 2011. Paulus Yoga

Jakarta–PT Bank UOB Indonesia mengincar pertumbuhan kredit Rp37 triliun sampai Rp40 triliun sampai akhir 2011, yang akan ditopang dengan pendanaan agar rasio kredit terhadap pinjaman tetap terjaga di level 95%.

“Kredit dalam 7 bulan ke depan, kita harus tumbuh Rp1 triliun per bulan, jadi Rp37 triliun sampai Rp40 triliun sampai akhir tahun,” ujar Direktur Commercial Banking Bank UOB Indonesia Madi D. Lazuardi, kepada wartawan di Jakarta, Senin, 13 Juni 2011.

Sampai Maret 2011, Bank UOB Indonesia telah mengucurkan kredit sekitar Rp30 triliun, dengan porsi di masing-masing segmen sebesar Rp4 triliun atau 13% dari total kredit di segmen konsumer, Rp9,6 triliun atau 31% di segmen bisnis atau ritel, Rp8,9 triliun atau 30% di segmen komersial, dan Rp7,4 triliun atau 24% di segmen korporasi.

“Untuk menjadi premier bank nggak bisa mengandalkan 1-2 segmen. Tentunya itu semua segmen akan bertumbuh sesuai rencananya masing-masing,” tandas Madi.

Ia menambahkan, Bank UOB Indonesia lebih banyak di sektor manufaktur, trading (perdagangan), dan enam sektor unggulan, yakni agrikultur, properti, shipping (perkapalan), elektronik, kimia dan mining (pertambangan).

“Paling besar tetap di sektor manufaktur dan trading, itu seimbang sekitar 40-40. RBB (rencana bisnis bank) ngga ada perubahan, kita harapkan tumbuh Rp1 triliun per bulan,” tuturnya.

Agar pertumbuhan kredit tetap berjalan sesuai dengan regulasi Bank Indonesia (BI), dengan rentang LDR 78-100%, Bank UOB Buana berupaya meningkatkan komposisi dana murah (cuurent account and saving account/CASA) sampai 40% di akhir 2011 dari target dana pihak ketiga (DPK) yang dipatok mencapai Rp42 triliun sampai Rp43 triliun. Per Maret 2011, DPK sebesar Rp32,5 triliun, dimana CASA ada di level 35,6%.

“Kita kuncinya jaga LDR, kalau kredit Rp1 triliun sampai Rp1,2 trilium itu kita jaga untuk tambah CASA sekitar itu. Dengan kredit mencapai Rp37 triliun sampai Rp40 triliun, maka funding (pendanaan) itu kan sekarang Rp35 triliun (Mei 2011) ditambah Rp7 triliun sampai Rp8 triliun, karena LDR mau dimaintain di 95%. Porsi CASA sendiri di akhir tahun diharapkan mencapai 40%,” pungkas Madi. (*)

sumber : infobanknews.com

Tidak ada komentar: