Jakarta–Selain menyiapkan enam industri unggulan di segmen kredit komersial, PT Bank UOB Indonesia juga mulai bermain di kredit sindikasi dengan menjadi lead arranger kredit senilai USD50 juta sampai USD60 juta.
“Pipeline sindikasi itu ada USD50 juta sampai USD60 juta, itu untuk perusahaan lokal, dimana kita jadi arrangernya,” ungkap Direktur Commercial Banking UOB Madi D. Lazuardi, kepada wartawan di Jakarta, Senin, 13 Juni 2011.
Ia menjelaskan, pihaknya sendiri akan mengambil porsi kredit sekitar 20-30% dari nilai kredit sindikasi ke sektor manufaktur tersebut, dengan tenor sampai lima tahun.
“Sindikasi, itu baru kita mulai. Di corporate banking itu mungkin besar, tapi di komersial ini masih baru. Itu kan ngga bisa satu bank serap semua, makanya sindikasi. Kita akan ambil 20-30%. Saat ini masih finalisasi, mungkin bisa direalisasikan 2-3 bulan ke depan. Kita terbuka juga buat bank yang mau ikut,” tandasnya.
Dengan masuk ke kredit sindikasi di segmen komersial, UOB berniat menggerakkan semua segmen untuk meningkatkan bisnis bank yang sampai 19 Mei lalu masih bernama PT Bank UOB Buana. Selain sindikasi, di segmen komersial, UOB juga menyiapkan divisi Global Business Development untuk mendukung ekspansi bisnis ke luar negeri.
“Segmen semua kita bergerak. Kita lagi jalani beberapa deal sindikasi. Itu kan permintaan besar, dan kita mau bagi-bagi risikonya. Selain itu juga ada untuk cross border (lintas batas), karena kita punya Global Business Development. Jadi ini pola kita gunakan seperti bank lokal dan asing, status PT, tapi kita juga sampai ke luar negeri,” tutupnya. (*)
sumber : www.infobanknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar