Satuan Petugas Khusus penanganan TKI di Arab Saudi telah dibentuk pasca pidato Presiden SBY beberapa waktu lalu terkait pemancungan TKW asal Cikarang, Ruyati. Satgas TKI terdiri dari Menkum dan HAM dan Kemenlu serta pihak terkait.
"Anggota satgas mungkin koordinatornya di ekselon 1 lah, kemudian dari diluar pemerintah kita harapkan juga akan masuk lah. Personelnya akan terdiri dari Menkumham, Kemenlu, lalu saya usahakan dari advokat juga ada," kata Muhaimin Iskandar saat ditemui di kawasan Cikini, Sabtu, (25/6).
Menurutnya, Satgas akan mulai diefektifkan secepat mungkin dan pada hari Senin, (27/6) akan diumumkan nama-nama yang bergabung dalam Satgas.
Sebelum dibentuknya Satgas, Kemenkum dan HAM menjadi pengawas langsung para WNI yang berada di luar negeri termasuk di Arab. Namun menurut Muhaimin banyaknya tugas di Kemenkum dan HAM membuat kementerian itu kewalahan menangani langkah advokasi dan langkah diplomasi sehingga Satgas yang nantinya akan menjalani tugas diplomasi dan advokasi tersebut khususnya bagi yang terancam hukuman mati.
"Satgas itu akan bekerja semaksimal mungkin, hari ini kami akan terus berkontak-kontakan dengan Menlu dan Menkumham untuk duduk didalam satgas baik didalam keadvokasiannya maupun diplomasi," ujarnya.
Satgas dibentuk untuk menangani WNI maupun TKI yang terancam hukuman berat seperti hukuman mati yang kini tercatat sekitar 303 kasus ancaman hukuman mati WNI di berbagai negara.
Jadi satuan tugas ini dibentuk untuk menangani wni maupun TKI yg terancam hukuman berat seperti ancaman hukuman mati. Kemenlu, Kemenkumham dan Kemenakertrans akan berangkat ke negara-negara dimana terdapat WNI bermasalah dengan hukum untuk dilakukan pendampingan selama proses hukum berlangsung.
Khusus di Arab, Presiden SBY sendiri sudah mengirimkan surat kepada Raja Arab untuk meminta permohonan maaf kepada keluarga korban.
"Terus terang dari 303 itu lebih besar akan ditangani oleh Satgas ini, baik itu TKI maupun tidak, itu akan ditangani oleh satgas sebagai langkah cepat," tuturnya. (*/OL-3)
sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/06/25/237307/284/1/-Menakertrans-Satgas-Akan-Segera-Bekerja-Efektif
"Anggota satgas mungkin koordinatornya di ekselon 1 lah, kemudian dari diluar pemerintah kita harapkan juga akan masuk lah. Personelnya akan terdiri dari Menkumham, Kemenlu, lalu saya usahakan dari advokat juga ada," kata Muhaimin Iskandar saat ditemui di kawasan Cikini, Sabtu, (25/6).
Menurutnya, Satgas akan mulai diefektifkan secepat mungkin dan pada hari Senin, (27/6) akan diumumkan nama-nama yang bergabung dalam Satgas.
Sebelum dibentuknya Satgas, Kemenkum dan HAM menjadi pengawas langsung para WNI yang berada di luar negeri termasuk di Arab. Namun menurut Muhaimin banyaknya tugas di Kemenkum dan HAM membuat kementerian itu kewalahan menangani langkah advokasi dan langkah diplomasi sehingga Satgas yang nantinya akan menjalani tugas diplomasi dan advokasi tersebut khususnya bagi yang terancam hukuman mati.
"Satgas itu akan bekerja semaksimal mungkin, hari ini kami akan terus berkontak-kontakan dengan Menlu dan Menkumham untuk duduk didalam satgas baik didalam keadvokasiannya maupun diplomasi," ujarnya.
Satgas dibentuk untuk menangani WNI maupun TKI yang terancam hukuman berat seperti hukuman mati yang kini tercatat sekitar 303 kasus ancaman hukuman mati WNI di berbagai negara.
Jadi satuan tugas ini dibentuk untuk menangani wni maupun TKI yg terancam hukuman berat seperti ancaman hukuman mati. Kemenlu, Kemenkumham dan Kemenakertrans akan berangkat ke negara-negara dimana terdapat WNI bermasalah dengan hukum untuk dilakukan pendampingan selama proses hukum berlangsung.
Khusus di Arab, Presiden SBY sendiri sudah mengirimkan surat kepada Raja Arab untuk meminta permohonan maaf kepada keluarga korban.
"Terus terang dari 303 itu lebih besar akan ditangani oleh Satgas ini, baik itu TKI maupun tidak, itu akan ditangani oleh satgas sebagai langkah cepat," tuturnya. (*/OL-3)
sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/06/25/237307/284/1/-Menakertrans-Satgas-Akan-Segera-Bekerja-Efektif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar